Share

Enam Puluh Enam

Bagikan tersambar petir di malam hari, Mellisa meradang mendengar hal itu. Ia sempat berpikir jika Malika salah paham atau salah dengan apa yang di katakan oleh teman sebayanya. Akan tetapi, ia menciba untuk memahami apa yang di maksud sang anak adalah suaminya berselingkuh dengan ibu dari Sella.

“Dengarkan mama, duduk dan tenang. Ceritakan apa yang kamu tahu, atau bagaimana bisa Sella mengatakan hal itu. Apa kamu yakin Sella bicara benar dan jujur akan mengambil Papa kamu?” Mellisa mencoba mengajak sang anak bicara.

Malika menunduk, ia takut jika sang ibu marah saat ia bercerita. Pasalnya, sang ayah mengatakan untuk tidak bicara dengan sang ibu atau Dion akan benar-benar meninggalkan mereka.

“Malika, lihat mama,” ujar Mellisa.

Malika menatap ragu dan sorot mata ketakutan. Apa yang di ingatnya mungkin bisa ia katakana pada sang ibu. Hanya saja gadis itu takut sang ayah meninggalkannya.

“Malika takut tidak punya Papa.”

“Dengarkan, mama pernah bilang anak baik tidak akan pernah berbohon
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status