Share

Terlambat

Sekali lagi, ntah akan menjadi kali ke berapa Harger terbangun di samping pria yang sama. Dia membelakangi sang hakim, sementara lengan pria itu memeluk tubuhnya begitu intim. Harger ingin sedikit berpindah, sedikit saja, tetapi satu sofa berdua membatasi ruang geraknya. Apa yang mereka pikirkan untuk tidak menyisir ke kamar sendiri – sendiri setelah semalam? Sehingga sofa seolah lebih nyaman dibandingkan ranjang mana pun.

Harger mengatur ketenangannya sejenak. Pelan – pelan berniat menyingkirkan lengan sang hakim. Gerakan kecil darinya justru memberi efek pelukan yang terasa mengetat. Harger langsung tercekat saat sayup – sayup suara Deu terdengar seperti erangan dari tidur yang nyenyak. Mulai cemas memikirkan bagaimana cara menghilang secara tepat. Seingat Harger, dia harus berurusan dengan koper basah, tas yang mengantongi heels miliknya dan sepatu sang hakim, maupun beberapa urusan rumah lainnya. Benda – benda itu tidak akan berjalan sendiri.

“Kau mau ke mana?”

Sebuah bisikan sera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Awas, senyum-senyum sendiri nanti giginya rontok, Kak. Wkwk.
goodnovel comment avatar
Violetta~
asikk, makasih thor hihihi... tenang aja pasti kubaca terus, kisah mereka terlalu menggemaskan untuk di lewatkan hahaha
goodnovel comment avatar
Susi_miu
Boleh, dong, Kak. Wkwk. Aku udah nulis sampai bab 86. Tapi setelah ini konflik. Hihi. Baca terus ya. Love you, Kak ....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status