Share

Bab 9

Dimas memang tidak memiliki tempat tinggal di sini karena dia sama sekali tidak perlu memedulikan semua itu. Sementara untuk mobil, rumah dan simpanan, dia tidak pernah kekurangan sedikit pun.

Kali ini adalah pertama kalinya seseorang menuduh Dimas seperti ini. Dia pun merasa tidak senang dan berkata dengan suara yang rendah, "Ini nggak ada hubungannya denganmu."

Amel tidak bisa berdiam diri lagi. Dia mengerutkan kening, lalu berkata, "Bibi Mirna! Bagaimana bisa kamu mengataiku seperti itu? Aku bukan wanita materialistis seperti itu."

"Materialistis?" Bibi Mirna tertawa dengan penuh amarah, lalu melanjutkan, "Baiklah, aku mau tanya padamu, apa yang kamu inginkan darinya? Apakah wajahnya bisa menghidupimu?"

"Aku ...." Mata Amel memerah karena marah. Dia tanpa sadar berteriak, "Semua karena dia suka makan makanan penutup yang aku buat."

Selama kencan buta mereka, Amel bisa melihat bahwa Dimas bukanlah orang yang menyukai makanan penutup. Namun, setelah Amel memberikan makanan penutup pada pria itu, pria itu masih mencicipinya, bahkan memakannya sampai habis! Karena alasan inilah, Amel merasa bahwa pria ini pantas dihormati.

"Cuih! Kamu mau membuatku kesal sampai mati, ya? Kenapa kamu nggak mengharapkan dia membiayai hidupnya dan juga menerima pelampiasan amarahmu?" Bibi Mirna tidak suka sikap Amel terlalu kekanak-kanakan.

Lili merasa tidak senang, lalu ikut membela, "Dimas adalah orang yang baik. Dia juga bukan orang cacat. Bagaimana mungkin dia seperti yang kamu katakan?"

Bahkan Gibran juga mengangguk. Dia berkata dengan suara yang rendah, "Aku juga percaya pada kemampuan dan karakter Dimas."

Melihat ini, Mirna hanya bisa tercengang.

Ada apa ini? Mereka baru mengenal pria ini belum lama, tapi mereka sudah bisa menerima pria ini? Mirna merasa sangat marah. Dia memaki sambil berkata, "Aku hanya membuang-buang waktu saja dengan kalian! Jangan datang padaku lagi kalau ada masalah di keluarga kalian. Kalau aku ikut campur lagi, aku akan mengganti namaku!"

Padahal Mirna masih khawatir Amel mempunyai masalah tersembunyi, yang membuat Amel tidak jadi pergi kencan buta. Tanpa diduga, Amel ternyata sudah punya pasangan. Jika Amel sudah menemukan pasangan, kenapa masih setuju untuk melakukan kencan buta?

Mirna mengumpat dengan marah. Dia berbalik untuk pergi, lalu membanting pintu dengan sangat keras.

Lili mengerutkan bibirnya dan tidak bisa menahan diri untuk berteriak, "Apa kamu nggak mau makan malam bersama?"

"Nggak, aku sudah kenyang!"

'Semuanya benar-benar nggak bisa diandalkan!' batin Mirna.

Amel mengerutkan bibirnya. Dia awalnya tidak menganggap pernikahan kilat adalah masalah besar. Amel selalu menanggapi hubungan percintaan dengan santai. Ketika dia sudah cukup umur untuk menikah, dia akan menikah dengan patuh. Pada saat ini, dia mulai merasa tidak tenang setelah mendengar apa yang dikatakan Mirna.

Keributan karena kedatangan Mirna membuat semua orang kehilangan selera.

Dimas mengambil inisiatif untuk berkata, "Ini sudah larut, aku akan pulang dulu."

"Kamu dan Amel sudah menikah. Malam ini kamu bisa ...."

Lili awalnya ingin menyuruh Dimas untuk tinggal di sini. Namun, sebelum Lili selesai berbicara, tangannya dipegang oleh Gibran.

Gibran menatap Dimas sembari berkata dengan suara yang rendah, "Penerangan di sini cukup baik, jadi kami nggak akan mengantarmu ke depan. Tentang apa yang Bibi Mirna katakan tadi, kamu nggak perlu memasukkannya ke dalam hati."

"Aku mengerti," jawab Dimas.

Raut wajah Dimas sedikit melembut. Dia sangat tidak menyukai Bibi Mirna ini. Namun, apa yang Bibi Mirna lakukan juga untuk kepentingan Amel, jadi dia tidak akan mengambil hati apa yang wanita itu katakan. Selain itu, keluarga Amel juga sudah membuatnya terkesan.

Dimas tidak menyangka bahwa saat Bibi Mirna menyulitkannya, seluruh keluarga ini akan berdiri di sisinya dan mendukungnya. Aksi itu adalah kehangatan yang belum pernah Dimas rasakan sebelumnya.

Dia sudah membuat keputusan yang tepat dengan pernikahan ini.

Melihat kepergian Dimas, Lili dengan marah mencubit lengan suaminya sambil berkata, "Kenapa kamu nggak memintanya tinggal di sini? Bagaimana kalau dia membencimu karena perkataan Mirna dan melampiaskannya pada putrimu di masa depan? Mereka sudah resmi menikah. Penyesalan nggak akan ada gunanya."

Mana mungkin Lili tidak marah saat tiba-tiba diberi tahu bahwa putrinya sudah menikah? Mana mungkin dia tidak merasa kesal dan frustrasi?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status