Share

bab 61

Bab 61

“Heh, punya mulut tuh dijaga! Kamu kalau gak ada pedagang mana bisa makan. Beli tinggal beli aja kok mulutnya tajem bener! Kalau kelakuanmu begitu, orang juga males ladeni kamu, biarin dah mat* kelaparan!” berang pedagang tersebut seraya melotot tajam dan berkacak pinggang. Ia tidak terima dan merasa terhina dengan kata-kata kasar dari mulut Novi.

Ucapan pedagang itu sukses membuat Novi tak berkutik. Pasalnya, apa yang ia dengar barusan adalah benar adanya. Ia dan suami sudah sangat kelaparan dan sedari tadi tidak menemukan warung nasi yang buka, itu pun harus jalan kaki jauh dari rumahnya.

“Kenapa diam? Bener, kan, apa yang saya ucapkan? Belagu sih jadi orang! Jadi dibungkusin, gak? Saya sih tidak masalah kalau situ gak jadi beli. Pembeli bukan situ doang. Pergi sana, bikin sakit mata aja!” usirnya, membuat Novi gelagapan.

“Eh, jangan dong, Bu! Ah elah, gitu aja marah. Bungkus, saya tungguin!” ucap Novi tanpa bersalah.

Dengan mengelus dada dan menggelengkan kepala, ibu Wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status