Gaun itu berwarna putih polos, tidak ada hiasan berlian, manik atau renda. Desain paling menonjol terletak pada pundak. Satu sisinya membentuk setengah bungkus, melingkupi sisi bahu.Sisi lainnya memperlihatkan bahu. Lengannya memanjang hingga siku, terbuat dari bahan organza yang dipotong dan disulam menjadi beberapa lembar seperti kelopak bunga.Bagian pinggangnya menyempit, dengan desain memeluk pinggul, menampilkan kurva yang sempurna. Roknya memiliki potongan depan pendek, belakang panjang. Perbedaannya sekitar dua puluh sentimeter, tidak terlalu panjang, indah seperti ekor angsa.Gaun ini tampak sederhana sekaligus elegan. Tidak ada hiasan apa pun. Semuanya mengandalkan kain untuk memperlihat gaun itu sendiri. Seperti mutiara yang menawan."Bantu aku foto," ucap Tanaya sambil tersenyum kepada penata rambut.Dia tiba-tiba ingin memotret dirinya yang sekarang untuk dibagikan kepada Henry.Ketika Tanaya menikahi Henry dalam kondisi kurus kering, wajah hancur dan buta di kehidupan la
Dia selalu tahu bahwa Tanaya cantik, tetapi Nelia tetap selalu dibuat terpana.Sebenarnya Keluarga Mauel memperlakukan Tanaya dengan baik agar mereka bisa mendapat imbalan yang setimpal. Bagaimanapun, dengan paras cantik Tanaya dan latar belakang Keluarga Mauel. Tanaya bisa mendapatkan suami yang kuat untuk Keluarga Mauel.Mereka menyerahkan Tanaya kepada Henry untuk bertaruh. Henry itu sulit untuk didekati. Mereka sudah menyanjungnya beberapa kali, tetapi tidak mendapat keuntungan apa pun. Karena itu, mereka hanya bisa menyodorkan Tanaya si "anak adopsi" agar bisa meminta pertanggungjawaban dari Keluarga Bastin.Namun, dengan begitu, reputasi Tanaya akan terkenal.Tatapan Nelia tertuju pada wajah cantik Tanaya. Suasana hatinya tiba-tiba bagus. Dia berubah pikiran.Benar. Setelah hubungan antara Tanaya dan Henry terbongkar memang akan merusak reputasi Tanaya. Namun, dengan kecantikannya, dia masih bisa mencari suami yang baik. Mereka masih bisa memiliki banyak pilihan."Naya, kamu cant
"Benarkah? Apakah kakakmu rela?" tanya seseorang kepada Vera."Benar, Vera. Lupakan saja. Pestanya sudah dimulai. Ganti perhiasan pun belum cocok dengan gaunmu."Ada yang mulai menasihati, tetapi Vera tidak mau mendengarkan."Siapa yang mau tukar? Dia paling memanjakanku. Aku cukup menyebutnya, maka dia pasti akan melepaskannya untukku."Vera tidak mengatakan bahwa kalung zamrud yang dipakai Tanaya itu hanya bernilai 4 miliar. Sedangkan kalung topaz kuningnya bernilai 20 miliar.Jadi, tentu saja Vera tidak akan menukarnya. Toh perhiasan itu pada akhirnya akan menjadi miliknya. Hanya masalah cepat atau lambat."Tunggu saja. Aku akan pergi sekarang."Usai berbicara, Vera mengangkat gaunnya sambil berjalan menuju Tanaya. Dia sedikit mengangkat dagunya, seperti burung merak yang dangkal dan konyol.Orang-orang itu berdiri di tempat semula sambil menoleh ke arah Vera. Ada yang berbisik."Bukankah kurang pantas bagi Vera untuk melakukan hal itu?""Lupakan saja, itu urusan Keluarga Mauel."".
Bagaimana mungkin gadis yang bisa melakukan semua itu dengan mudah adalah orang yang baik?"Maaf, Vera. Kalung ini diberikan oleh Ibu untukku," tolak Tanaya lagi. Ekspresinya dingin.Vera mengalami hal seperti ini untuk pertama kalinya. Dia tidak mengerti kenapa Tanaya yang biasanya patuh dan memenuhi semua permintaannya tiba-tiba berubah. Dia mencekal lengan Tanaya lalu berkata lagi, "Kak, apakah kamu salah paham padaku? Atau ada yang mengatakan sesuatu padamu?""Aku ini adikmu. Walaupun kita nggak memiliki hubungan darah, selama ini aku menganggapmu sebagai kakak kandungku."Tanaya terkekeh. Tatapannya pun melembut. "Vera, aku melakukannya demi kebaikanmu. Kalau nggak, kelak kamu akan rugi sendiri. Justru karena kita ini saudara, kali ini aku nggak bisa mengalah lagi. Aku sudah mengalah berkali-kali padamu. Tapi kamu harus mengerti, bahkan saudara kandung pun nggak akan terus saling mengalah."Vera tidak menduga Tanaya begitu bersikeras. Ekspresinya langsung berubah marah.Tanaya ter
Vera tidak bisa menjelaskan apa yang dia rasakan, tetapi saat ini dia yakin Tanaya akan mencakarnya wajahnya."Kak ... Kakak ... aku Vera!"Vera menelan ludahnya dan berbicara dengan suara tergagap.Senyuman di bibir Tanaya semakin lebar, tetapi langsung memudar begitu saja. Dia perlahan mengambil pisau dengan ujung yang sangat tajam tiba-tiba terayun ke wajah Vera yang lembut.Vera sangat ketakutan sehingga dia mencoba yang terbaik untuk menghindar dengan kepala dimiringkan.Akan tetapi, punggungnya menempel ke dinding dan tidak peduli seberapa keras dia berusaha untuk memanjat dinding, dia tetap tidak bisa melarikan diri.Tanaya jelas-jelas melihat bulu kuduknya berdiri dan merasa konyol.Ternyata orang yang bisa membunuh orang lain juga takut.Tanaya tidak akan pernah bisa melupakan rasa sakit dari pisau yang menusuk ke dalam tubuh begitu menyakitkan bahkan setelah terlahir kembali dua kali."Jaga sikapmu dan jadilah putri Keluarga Mauel baik-baik. Kalau kamu menggangguku lagi, aku
Pada saat ini seorang pria berjas hitam berjalan ke sisinya dan berkata dengan santai, "Keluarga Mauel nggak takut dipermalukan dengan dia yang memainkan piano seperti ini."Tanaya tersenyum dan menoleh ke arah orang itu.Kulit Miguel putih, rambutnya dipangkas rapi dan dia memakai anting-anting hitam di telinganya. Sepasang mata yang tampan terlihat menggoda. Saat tersenyum, dia terlihat seperti orang yang santai. Sebaliknya saat tidak tersenyum, dia terlihat seperti orang jahat.Dia tidak sediam dan sedingin Henry, malah terlihat sangat mudah didekati seolah bisa berteman dengan siapa pun. Akan tetapi kalau benar-benar berhubungan dengannya, orang tersebut pasti akan bisa melihat sifat aslinya.Tanaya menatapnya dengan serius dan sekali lagi merasa senang dia masih hidup."Umpan sudah dilempar, tinggal tunggu ikan menggigitnya." Miguel menatapnya sambil tersenyum dan tatapannya lembut.Setelah menyebutkan hal ini, Tanaya juga tersenyum dengan tatapan was-was, "Mereka akan menggigitny
Tanaya tidak menjelaskan apa pun tentang ini, tetapi terkadang dia akan mencari beberapa video untuk mengajari dirinya sendiri dan tetap bermain piano.Setelah itu, Miguel memperkenalkannya kepada seorang guru seumuran ibunya. Sejak itu, Tanaya telah belajar piano dari pria tua itu. Meskipun pria tua itu tegas dan keras, Tanaya sangat berterima kasih atas kesempatan ini.Setelah sekian lama bersama, Tanaya menyadari meskipun pria tua itu terlihat galak, sebenarnya dia sangat peduli pada mereka.Kali ini dia belajar selama lebih dari sepuluh tahun.Sekarang pria tua itu tidak punya apa-apa lagi untuk diajarkan, jadi Tanaya sering pergi ke sana untuk mengobrol dengannya.Dulu, Tanaya tidak pernah bermain di depan orang lain agar tidak mencuri perhatian Vera. Sekarang sepertinya apa yang telah dia lakukan tidak ada artinya."Vera, jangan mengacau." Theo juga mengerutkan kening dan berbicara dengan suara rendah.Vera mengabaikannya, hanya menatap Tanaya sambil tersenyum, "Bagaimana? Kak, m
Tanaya terlihat seolah terlahir untuk bermain piano dan nada-nadanya mengalun di ujung jarinya, membuat orang terbuai.Tidak ada seorang pun yang mengacau di tempat ini, hanya takut akan mengganggu wanita cantik ini.Hingga lagu berakhir, tatapan Tanaya melembut saat Pigmalion dan gadis itu jatuh cinta seolah merasa kebahagiaan yang tulus dan membuat orang lain ikut merasakannya.Setelah lagu berakhir, semua orang di ruang perjamuan terdiam untuk waktu yang lama.Sampai Tanaya berdiri sambil tersenyum, suara tepuk tangan tiba-tiba terdengar dari penonton."Ternyata Nona Tanaya sangat berbakat! Lagu ini sangat luar biasa!" Seorang pria yang ahli piano pun membuka suara."Benar, aku nggak menyangka kedua kakak adik Keluarga Mauel benar-benar punya kelebihannya masing-masing!""Pantas saja nona kedua Keluarga Mauel selalu bilang kakaknya lebih hebat. Awalnya kita mengira itu hanyalah kerendahan hati, tapi nggak kusangka ternyata itu benar.""Kalau dipikir-pikir, Nona Tanaya sangat rendah