"Benarkah? Apakah kakakmu rela?" tanya seseorang kepada Vera."Benar, Vera. Lupakan saja. Pestanya sudah dimulai. Ganti perhiasan pun belum cocok dengan gaunmu."Ada yang mulai menasihati, tetapi Vera tidak mau mendengarkan."Siapa yang mau tukar? Dia paling memanjakanku. Aku cukup menyebutnya, maka dia pasti akan melepaskannya untukku."Vera tidak mengatakan bahwa kalung zamrud yang dipakai Tanaya itu hanya bernilai 4 miliar. Sedangkan kalung topaz kuningnya bernilai 20 miliar.Jadi, tentu saja Vera tidak akan menukarnya. Toh perhiasan itu pada akhirnya akan menjadi miliknya. Hanya masalah cepat atau lambat."Tunggu saja. Aku akan pergi sekarang."Usai berbicara, Vera mengangkat gaunnya sambil berjalan menuju Tanaya. Dia sedikit mengangkat dagunya, seperti burung merak yang dangkal dan konyol.Orang-orang itu berdiri di tempat semula sambil menoleh ke arah Vera. Ada yang berbisik."Bukankah kurang pantas bagi Vera untuk melakukan hal itu?""Lupakan saja, itu urusan Keluarga Mauel."".
Bagaimana mungkin gadis yang bisa melakukan semua itu dengan mudah adalah orang yang baik?"Maaf, Vera. Kalung ini diberikan oleh Ibu untukku," tolak Tanaya lagi. Ekspresinya dingin.Vera mengalami hal seperti ini untuk pertama kalinya. Dia tidak mengerti kenapa Tanaya yang biasanya patuh dan memenuhi semua permintaannya tiba-tiba berubah. Dia mencekal lengan Tanaya lalu berkata lagi, "Kak, apakah kamu salah paham padaku? Atau ada yang mengatakan sesuatu padamu?""Aku ini adikmu. Walaupun kita nggak memiliki hubungan darah, selama ini aku menganggapmu sebagai kakak kandungku."Tanaya terkekeh. Tatapannya pun melembut. "Vera, aku melakukannya demi kebaikanmu. Kalau nggak, kelak kamu akan rugi sendiri. Justru karena kita ini saudara, kali ini aku nggak bisa mengalah lagi. Aku sudah mengalah berkali-kali padamu. Tapi kamu harus mengerti, bahkan saudara kandung pun nggak akan terus saling mengalah."Vera tidak menduga Tanaya begitu bersikeras. Ekspresinya langsung berubah marah.Tanaya ter
Vera tidak bisa menjelaskan apa yang dia rasakan, tetapi saat ini dia yakin Tanaya akan mencakarnya wajahnya."Kak ... Kakak ... aku Vera!"Vera menelan ludahnya dan berbicara dengan suara tergagap.Senyuman di bibir Tanaya semakin lebar, tetapi langsung memudar begitu saja. Dia perlahan mengambil pisau dengan ujung yang sangat tajam tiba-tiba terayun ke wajah Vera yang lembut.Vera sangat ketakutan sehingga dia mencoba yang terbaik untuk menghindar dengan kepala dimiringkan.Akan tetapi, punggungnya menempel ke dinding dan tidak peduli seberapa keras dia berusaha untuk memanjat dinding, dia tetap tidak bisa melarikan diri.Tanaya jelas-jelas melihat bulu kuduknya berdiri dan merasa konyol.Ternyata orang yang bisa membunuh orang lain juga takut.Tanaya tidak akan pernah bisa melupakan rasa sakit dari pisau yang menusuk ke dalam tubuh begitu menyakitkan bahkan setelah terlahir kembali dua kali."Jaga sikapmu dan jadilah putri Keluarga Mauel baik-baik. Kalau kamu menggangguku lagi, aku
Pada saat ini seorang pria berjas hitam berjalan ke sisinya dan berkata dengan santai, "Keluarga Mauel nggak takut dipermalukan dengan dia yang memainkan piano seperti ini."Tanaya tersenyum dan menoleh ke arah orang itu.Kulit Miguel putih, rambutnya dipangkas rapi dan dia memakai anting-anting hitam di telinganya. Sepasang mata yang tampan terlihat menggoda. Saat tersenyum, dia terlihat seperti orang yang santai. Sebaliknya saat tidak tersenyum, dia terlihat seperti orang jahat.Dia tidak sediam dan sedingin Henry, malah terlihat sangat mudah didekati seolah bisa berteman dengan siapa pun. Akan tetapi kalau benar-benar berhubungan dengannya, orang tersebut pasti akan bisa melihat sifat aslinya.Tanaya menatapnya dengan serius dan sekali lagi merasa senang dia masih hidup."Umpan sudah dilempar, tinggal tunggu ikan menggigitnya." Miguel menatapnya sambil tersenyum dan tatapannya lembut.Setelah menyebutkan hal ini, Tanaya juga tersenyum dengan tatapan was-was, "Mereka akan menggigitny
Tanaya tidak menjelaskan apa pun tentang ini, tetapi terkadang dia akan mencari beberapa video untuk mengajari dirinya sendiri dan tetap bermain piano.Setelah itu, Miguel memperkenalkannya kepada seorang guru seumuran ibunya. Sejak itu, Tanaya telah belajar piano dari pria tua itu. Meskipun pria tua itu tegas dan keras, Tanaya sangat berterima kasih atas kesempatan ini.Setelah sekian lama bersama, Tanaya menyadari meskipun pria tua itu terlihat galak, sebenarnya dia sangat peduli pada mereka.Kali ini dia belajar selama lebih dari sepuluh tahun.Sekarang pria tua itu tidak punya apa-apa lagi untuk diajarkan, jadi Tanaya sering pergi ke sana untuk mengobrol dengannya.Dulu, Tanaya tidak pernah bermain di depan orang lain agar tidak mencuri perhatian Vera. Sekarang sepertinya apa yang telah dia lakukan tidak ada artinya."Vera, jangan mengacau." Theo juga mengerutkan kening dan berbicara dengan suara rendah.Vera mengabaikannya, hanya menatap Tanaya sambil tersenyum, "Bagaimana? Kak, m
Tanaya terlihat seolah terlahir untuk bermain piano dan nada-nadanya mengalun di ujung jarinya, membuat orang terbuai.Tidak ada seorang pun yang mengacau di tempat ini, hanya takut akan mengganggu wanita cantik ini.Hingga lagu berakhir, tatapan Tanaya melembut saat Pigmalion dan gadis itu jatuh cinta seolah merasa kebahagiaan yang tulus dan membuat orang lain ikut merasakannya.Setelah lagu berakhir, semua orang di ruang perjamuan terdiam untuk waktu yang lama.Sampai Tanaya berdiri sambil tersenyum, suara tepuk tangan tiba-tiba terdengar dari penonton."Ternyata Nona Tanaya sangat berbakat! Lagu ini sangat luar biasa!" Seorang pria yang ahli piano pun membuka suara."Benar, aku nggak menyangka kedua kakak adik Keluarga Mauel benar-benar punya kelebihannya masing-masing!""Pantas saja nona kedua Keluarga Mauel selalu bilang kakaknya lebih hebat. Awalnya kita mengira itu hanyalah kerendahan hati, tapi nggak kusangka ternyata itu benar.""Kalau dipikir-pikir, Nona Tanaya sangat rendah
"Tanaya! Beraninya kamu berbuat tanpa mengakuinya!? Untuk apa berpura-pura! Aku cuma ingin meminjam kalungmu, tapi kamu mengancamku dengan pisau. Sekarang kamu masih berani menyangkalnya!"Vera sangat marah karena Tanaya. Dia tidak pernah menyangka Tanaya tidak hanya menyangkalnya, tetapi juga berpura-pura seolah tidak tahu apa-apa.Nyonya Martha, Tuan Besar Arya, serta Nelia dan Theo menatap kedua gadis itu.Bukan karena mereka tidak ingin memercayai Vera, tetapi tidak mungkin Tanaya melakukan hal seperti itu setelah dilihat dari apa yang terjadi selama bertahun-tahun. Sebaliknya, Vera-lah yang manja dan selalu bersikap agresif."Vera, nggak masalah kalau bertengkar dengan kakakmu, tapi kamu nggak boleh memfitnah kakakmu seperti ini! Ditambah lagi acara apa yang diadakan hari ini? Kamu malah menyuruh kakakmu bermain tanpa izin! Kurasa kamu ini benar-benar terlalu dimanjakan!" Nyonya Martha menegur dengan suara muram dan marah.Mata Vera memerah karena marah dan dia buru-buru menjelask
Dia bergegas ke arah Nelia dan menarik kalung yang ibunya kenakan di leher Tanaya."Tanaya, biar kuberi tahu kamu. Jangan pernah mimpi! Jangan pura-pura sok nggak bersalah. Kamu itu cuma anak haram yang telah kami adopsi dan nggak ada sepeser pun dari keluarga ini yang akan menjadi milikmu!""Plak!"Saat Vera selesai berbicara, tamparan keras terdengar.Theo menamparnya dengan keras. Vera merasa dunia berputar, kepalanya berdengung dan penglihatannya semakin kabur."Diam! Lihat seperti apa dirimu dan apa yang kamu katakan! Pergi ke kamarmu dan renungkan kesalahanmu!"Theo berkata dengan marah, dia benar-benar naik pitam.Meskipun biasanya Vera naif dan sombong, setidaknya dia memiliki hubungan yang baik dengan Tanaya.Tanaya adalah pion penting mereka dalam menghancurkan Keluarga Davinon. Tidak peduli apa pun yang terjadi, saat ini mereka tidak bisa membiarkan Tanaya memiliki pemikiran lain dan gagal mencapai kesuksesan.Terlebih lagi terlepas dari nilai Tanaya sendiri, Keluarga Mauel