Share

Bertamu

"Bagai istana, Mbak rumahnya. Lihatlah lukisan guci dan sofa semua yang kelas atas. Dian tahu karena sering lihat di internet semua furniture ini." Cerocos Dian sambil sesekali memegang Guci dan mengelus sofa.

"Kalau kalian mau istirahat, itu kamarnya." Beni menunjuk beberapa kamar yang ada di ruangan depan. Mungkin itu kamar tamu. Jumplahnya tak hanya satu ada sekitar empat pintu.

Aku yang memang sudah capek menggendong Faza segera berjalan menuju kamar yang di tunjuk.

"Eh, Indah. Kamarmu tidak di situ. Mari ikut Ayah keatas." laki-laki bernama Beni itu berhasil menghentikan langkahku.

"Tapi, Pak! Biarkan aku satu kamar saja dengan Dian," jawabku dengan sedikit segan.

"Indah... Rumah ini nantinya akan jadi milikmu, masa pemilik rumah tidur di kamar tamu. Kalau kamu merasa takut sendirian ajak Dian kekamar atas."

Seketika Dian membesarkan mata dan mengangguk setuju. Aku tak dapat lagi menolak. Pak Beni memanggil ART-nya untuk mengantar kami kekamar atas. Aku baru bisa memanggil Pa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status