Share

Persetujuan

"Oh, Maaf, Mbak. Saya tidak tahu," jawab pemuda itu dengan sopan.

"Mari ikut saya ke resto itu. Pak Beni dan Pak Bowo sudah menunggu."

Kami segera mengikuti kemana pemuda itu melangkah, menuju sebuah rumah besar tapi dengan ruangan lebar hanya ada kursi dan meja. Di jauh belakang sana seperti bale kecil dengan nuansa jawa layaknya joglo.

"Nduk, Sini! Kemana aja kalian. Jangan jauh-jauh tanpa ada yang memberi arahan takut tersesat." Pak Beni berkata.

Aku hanya mengangguk. Dianlah yang mengatakan kalau kita memang sudah tersesat jauh. Beruntung secepatnya bertemu dengan Asisten Pak Beni.

Pak Beni tertawa, mendengar cerita Dian yang bercerita dengan nada kesal dan memanyunkan bibirnya.

"Oh, Ya perkenalkan ini Santo. Orang kepercayaan Ayah." Pak Beni memperkenalkan pemuda tadi.

Dia mengelurkan tangan.

"Indah."

"Dian!" Masih bermuka jutek si Dian padanya.

Pemuda itu tersenyum, "Santo."

Akhirnya kami pun duduk dan menikmati minuman hanyat. Satu poci kecil terbuat dari tanah liat da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status