Share

Batal

"Iya, Bu. Alhamdulillah kabar kami baik-baik saja, ada apa ya, Bu?" tanyaku penasaran kenapa tiba-tiba Ibu Mertua menelfon.

"Ngga boleh ya, tanya kabar menantu sama cucuku." Ibu mertua berkata seolah begitu perhatian padaku.

"Ee... Boleh saja si, Bu. Cuma tak kira tadi mau minta persyaratan untuk mengajukan gugatan cerai." Kulirik Santo. Kulihat dia sedikit terkejut.

"Mas Akbar sudah WA dari kemarin tapi memang belum sempat kubalas. Kesibukanku menyita banyak waktu, Bu. Bilangkan pada Mas Akbar ya untuk bersabar."

"Eh, Anu... Ndah! Apa sebaiknya kamu pikirkan lagi tentang perceraian ini. Kasian Faza loh kalau sekecil itu sudah jadi korban orang tuanya bercerai." Kata-kata Ibu mertua membuat aku kaget. Bukankah perceraian ini dia sendiri yang menginginkan. Bahkan sebelum-sebelumnya juga tak semanis ini.

"Maaf, Bu. Kemarin Akbar bilang perceraian ini permintaan ibu. Jadi kenapa sekarang... "

"Sudah, sudah ya, Ndah. Nanti aku bicarakan dengan Akbar. Biar batalkan saja gugatan cerainy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status