Share

Gurauan

Aku masih duduk menanti kedatangan Bu Anti, Faza sedikit rewel mungkin karena kuajak duduk. Memang sekarang Faza sedang aktif-aktifnya minta di titah. Terpaksa kuturunkan dia dan menitahnya berjalan di sekitar situ.

"Eh... Indah, apa kabar?" terlihat raut sumpringah Bu Anti langsung mendekat.

"Faza, Cucu ibu, sudah besar sekarang. Sini, Nenek gendong!" Tangan Bu Anti berusaha meraih Faza tapi seketika Faza langsung berontak berbalik. Seolah tak ingin di sentuh oleh Neneknya.

"Baik, Bu. Gimana kabar Ibu?" tanyaku basa-basi.

Bu Anti tetap memaksa akan mengendong Faza tapi sia-sia justru Faza memilih menangis. Bukankah dulu saja tak pernah mau mengendong cucunya ketika masih serumah? Mungkin itulah yang membuat Faza tak mau digendong sekarang. Tak ada ikatan yang terjalin sejak kecil hingga Faza peka.

"Kenapa? Ngga kenal ya sama Nenek?" tanyanya kemudian, "udah enak tinggal di kota jadi ngga inget sama Nenek."

Aku tersenyum menanggapi ucapan Bu Anti, "Bukan karena hidup di kota, Bu.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status