Share

Ke Surabaya

Jam sudah menunjuk angka tujuh saat Ari sudah mengemasi barangnya. Biarlah ia pergi sendiri, tanpa memberitahu Tarissa bahwa ia punya adik tiri.

Ponselnya menyalak, menuntut jawab sang empunya. Nama Lara yang tertera di layar membuat Ari bersusah payah menahan rasa ingin menyapa.

Ia gamang, ia takut, setelah mendengar suara dari seberang telepon keputusannya malah terganggu. Ia tak akan mampu menolak jika Lara nantinya memberi perintah atau lebih tepatnya meminta untuk menggagalkan rencananya.

Ari mengaktifkan fitur diam setelah dering panggilan dari Lara berhenti karena diabaikan. Ia kembali duduk sembari menyesap dalam-dalam lintingan tembakau. Tiba-tiba saja, bayang akan tubuh Lara memenuhi benak.

Tentang tato bunga di pinggulnya, mengenai peluh yang menetes membasahi rahang, atau perihal tengkuknya yang menggoda. Ari ingat betul tiap moment yang dihabiskannya bersama Lara selama ini.

 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status