Share

35. Mogok

Selang beberapa menit, dia kembali dan duduk di tempat semula lalu melanjutkan makannya. Aku ingin bertanya apa yang terjadi tapi lidahku tiba-tiba seperti kaku. Aku belum terbiasa bertanya apapun mengenai perasaannya ataupun aktivitasnya.

Akhirnya aku pun kembali melanjutkan makan sambil sesekali melirik ke arahnya. Dia nampak masih gelisah dan sesekali membuang napas berat.

"Bang .... " Aku memulai lagi percakapan.

"Iya, kenapa sa .... " Dia menggantung kalimatnya kemudian kami menoleh secara bersamaan. Aku menautkan alisku untuk mewakili pertanyaanku.

Bang Fyan mengangkat satu tangannya lalu mengusap tengkuknya sambil mengangkat alis dan tersenyum tipis.

"Abang kenapa, sih?"

"Mau bilang sayang tapi disini tidak ada Rey ataupun Nindy, jadi nggak jadi deh," jawabnya ragu.

"Memangnya harus?"

"Semalam kamu protes. 'Cukup Bang. Disini tidak ada Rey, tidak ada Nindy. Jadi nggak usah sok-sokan manggil sayang lagi!' Kamu ingat kan?

"Ya, semalam kan, Ara ... masih ... emosi ... jadi .... "
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status