Share

Bab 2

Wajah tampan Ares beberapa minggu ini terlihat kusut, ia tidak bersemangat dalam hal apa pun saat ini. Pikirannya kacau karena orang tuanya terus menekan dirinya untuk segera memiliki momongan. Ares sudah berkali-kali melakukan program kehamilan dengan dokter terkenal. Namun, hasilnya masih saja nihil.

Penampilan Ares yang kusut itu, tak lepas dari pengamatan Jerry. "Ada apa? Kamu nampak kusut dan tak bersemangat." Jerry duduk di depan Ares.

"Hmm."

"Kamu bisa ceritakan masalahmu padaku."

"Kamu tidak akan bisa membantu masalahku."

"Ah...aku tahu, pasti tentang kamu yang belum juga memiliki keturunan." Hal ini bukan hal baru, Jerry sangat hafal dengan masalah sahabatnya itu karena beberapa tahun belakangan ini, cuma masalah itu yang mampu mengusik ketenangan Ares.

"Lalu sekarang kamu masih mau bilang bisa bantu aku?"

"Aku penasaran, apa di antara kalian ada yang tidak sehat?"

"Mungkin aku," gumam Ares pelan dan sedikit tak yakin. Namun, hasil lab menunjukan dirinya yang tidak sehat kata Mily setiap mereka pergi ke dokter. Sehingga ia merasa bersalah. Apalagi saat orangtuanya menyudutkan Mily terus-menerus.

"Kata Mily?"

Ares mengangguk sebagai jawaban dan memang itu yang Mily katakan padanya. Tidak mungkin Mily berbohong padanya meski ia sejujurnya ragu.

Jerry curiga tapi ia tidak bisa menuduh Mily berbohong begitu saja. Ide konyol tiba-tiba melintas di otaknya untuk membuktikan semuanya. "Aku bisa bantu kamu."

Meski Jerry tak yakin Ares setuju dengan ide yang akan ia utarakan tapi ia pikir, ide itu sangat bagus. Mereka bisa tahu kebenarannya.

"Apa?"

"Lakukan dengan wanita lain." Idenya kali ini memang gila, Jerry menyadari itu.

"Apa kamu gila!!" Ares berseru dan menatap tak percaya pada Jerry yang bisa-bisanya memiliki ide di luar nalar.

"Itu satu-satunya cara untuk mendapatkan keturunan sekaligus membuktikan kalau kamu sehat." Alasan itu adalah alasan yang paling masuk akal menurut Jerry.

Ares terdiam, ia memikirkan penjelasan Jerry tentang ide gilanya itu. Jujur, ia sedikit tertarik untuk mencobanya. Namum, ia dengan cepat menggelengkan kepalanya saat teringat Mily. Jika ia benar-benar melakukan dengan wanita lain, itu tandanya ia telah mengkhianati pernikahannya dengan Mily.

"Bagaimana?" Jerry penasaran dengan jawaban Ares.

"Tidak, aku tidak ingin mengkhianati Mily, lagi pula aku tidak ingin menceraikan Mily."

"Aku tidak memberikan ide untuk menceraikan Mily. Aku memberikan ide untuk melakukan dengan wanita lain, tidak harus menceraikan Mily, kamu hanya cari wanita yang mau hamil anakmu dan setelah melahirkan, kamu ambil anak itu. Tentunya dengan membuat perjanjian terlebih dahulu sebelum melakukan itu semua supaya tidak merepotkan kamu di kemudian hari."

Jerry menjelaskan panjang lebar sekali lagi, ia kasihan dengan Ares. Hingga ide konyol yang keluar tetap ia sampaikan demi bisa membantunya.

"Tidak ada wanita yang mau seperti itu. Hanya untuk hamil? Rasanya mustahil."

"Tentu ada, cari orang yang benar-benar butuh."

Ares tak tahu orang seperti apa yang bisa ia ajak berkerjasama dengannya mengenai hal ini. "Kamu buatku semakin pusing."

"Sepertinya kamu butuh hiburan, ayo kita bersenang-senang."

"Baiklah."

Ares memang merasa butuh hiburan, ia tahu kemana Jerry akan membawanya tapi kali ini ia tak peduli, ia ingin menghilangkan rasa penat setelah bekerja seharian dan rasa pusing tentang keturunan.

Benar dugaan Ares. Jerry mengajaknya ke tempat hiburan malam, bukan rahasia lagi kalau seorang Jerry penggemar one night stand, tentu saja tidak jauh-jauh dari tempat seperti ini.

"Clara, sang Dewiku."

Ares melihat ke arah wanita yang Jerry panggil. Ia terpaku sejenak saat melihat senyum tersungging di bibir wanita bernama Clara itu. Ia merasa pernah melihat wanita itu, dia salah satu wanita penghibur di tempat hiburan ini.

"Kemari!" Jerry melambaikan tangannya meminta Clara mendekat. "Dia sangat cantik, kan?" Jerry berbisik pelan pada Ares.

Ares tidak menyangkal kalau wanita bernama Clara itu sangat cantik tapi tetap saja dia seorang wanita penghibur dan itu sangat di sayangkan olehnya.

"Hai, Jerry." Clara duduk di antara Jerry dan pria sombong waktu itu. Ia masih mengingat jelas wajahnya.

"Temani kami."

"Baiklah." Clara menuangkan minuman untuk Jerry dan temannya yang entah siapa namanya, ia tidak peduli.

Sejak tadi Ares hanya diam sambil menikmati minumannya, ia tidak ikut mengobrol karena ia datang hanya untuk minum dan menghilangkan penat. Namun, tiba-tiba ide gila Jerry tadi muncul kembali ke otaknya.

"Kamu mau hamil anakku?"

Jerry langsung menyemburkan minumannya saat mendengar ucapan Ares. Sedangkan Clara menatap Ares aneh.

"Bagaimana?" Ares mengalihkan pandangannya dari gelas ke arah Clara.

"Kamu gila." Clara tertawa. Ia tidak bodoh, pria yang datang bersama Jerry pasti sedang mabuk.

"Aku serius." Ares berkata tegas. Meski ia bingung, kenapa ia bisa segila ini.

"Sepertinya teman kamu sudah mabuk, ajaklah pulang." Clara menyentuh lengan Jerry masih sambil tertawa.

"Iya mungkin." Jerry mengangguk, ia setuju dengan ucapan Clara, sepertinya Ares memang tengah mabuk tapi ia juga tak yakin karena mereka baru minum, bahkan belum sampai dua gelas.

Clara beranjak dari tempat duduknya. Ia harus pergi untuk menemani pelanggan lainnya. Namun, lengannya di tahan. "Apa?"

Ares ikut berdiri dan tanpa aba-aba, ia mendekat dan mencium bibir Clara.

Clara membelalakkan matanya, ia terkejut tapi tak bisa lepas karena cengkraman pria gila di lengannya sangat kuat.

"Aku tidak suka penolakan."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status