Share

Bab 22: Kembali ke Rumah Bram

Bram mengambil alih pengasuh anaknya memapah Mbok Asih. Dibantunya perempuan sepuh itu duduk di mobil kemudian membangunkan Seruni.

“Bangun, Nona. Jangan sampai kamu ngiler di mobil saya.” Bram membungkuk dan berseru di samping kepala Seruni.

Mbok Asih terkekeh. “Gitu amat banguninnya, Mas.”

“Iya, ih. Mas Bram nggak ada sopan-sopannya sama orang.” Kanaya menggeser tubuh Bram. “Biar aku bangunin.” Ditepuknya pipi Seruni beberapa kali.

“Eh, oh, di mana saya?” Seruni tergeragap. Dikuceknya mata kemudian memandang ke sekeliling dan menemukan tubuh menjulang Bram berdiri di samping Kanaya yang membungkuk.

“Kamu sudah sampai rumah., Seruni.”

Rumah? Seruni memaksa saraf otaknya bekerja lebih keras. Ia menepuk jidat ketika melihat rumah besar Bram ada di depan mata. Barulah Seruni mengerti kalau dia sudah berada di tempat tinggal Bram.

“Cepet keluar, Seruni. Saya tidak punya banyak waktu.” Bram berseru tak sabar.

Seruni melongok hingga wajahnya tepat menghadap Bram. Kenapa dia selalu marah-ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status