Share

Bab 24: Tatapan yang Membius

“Ceroboh!”

Bram berdecak. Ditatapnya Seruni sekilas lalu mendekati kotak obat.. Kotak bercat putih dengan tanda tambah merah di kedua pintunya itu menggantung di dinding sebelah kiri.

Lirikan kesal Seruni bertemu dengan raut muka acuh Bram. Diabaikannya cemoohan lelaki itu. Ia berjongkok kemudian mengusap dan meniup punggung kaki yang terkena bagian atas pisau. Beruntung, kakinya terkena sisi tumpul pisau, bukan sisi tajam sehingga hanya mengakibatkan nyeri.

“Kasih ini.” Bram mengulurkan sebuah botol dengan berisi cairan cokelat.

Minyak zaitun. Seruni membaca tulisan yang tertempel di bagian depan botol. Ujung alis Seruni sedikit berkerut. Seingatnya, harga minyak zaitun cukup mahal dan biasa digunakan untuk campuran salad atau menumis bumbu. Kenapa bisa di keluarga Bram minyak ini ada di kotak obat?

“Dioleskan saja sedikit, biar tidak terlalu nyeri,” lanjut Bram dengan mata tertuju ke kaki Seruni. Nada bicaranya tidak lagi ketus.

“Terima kasih, Pak.”

Tanpa melihat wajah Bram,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status