Share

Bab 23: Kesaksian Seruni

Pandangan Seruni terkunci pada layar ponsel, memastikan apa yang dilihatnya memang anggota komplotan si tato kalajengking. “Sa-saya pernah ketemu dia, Mbak.” Seruni berkata dengan suara bergetar. Mendadak tubuhnya gemetar. Wajah lelaki itu masih tersimpan di kepala Seruni. Begitu juga saat ia mabuk dan hampir menubruk dan mencium Seruni. Kenangan pahit, tetapi enggan pergi dari ingatan.

“Makasih Seruni. Maaf aku sudah membuatmu tidak nyaman,” ujar Kanaya penuh sesal. “Habiskan tehmu dan istirahatlah.” Kanaya tersenyum iba. Seruni bisa menjadi saksi dan salah satu kunci untuk membongkar sindikat prostitusi terbesar di Yogyakarta, tetapi Kanaya tidak boleh memaksanya. Ia harus berhati-hati dan pelan-pelan mengorek keterangan gadis itu.

Seruni mengosongkan cangkir. Rasa teh yang sudah dingin itu semakin aneh, sangat berbeda dengan teh buatan almarhum Ibu atau Bibi. Dua perempuan itu selalu bisa menghasilkan seduhan teh dengan rasa dan aroma yang pas. Satu hal yang belum bisa diwarisi Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status