The Hero of My Life

The Hero of My Life

Oleh:  Ayunina Sharlyn  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
21 Peringkat
139Bab
9.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Terpaksa menjadi anak asuh di rumah Pak Lurah karena sang ibu meninggal sementara ayah lama tak pernah pulang, membuat Lintang dan adiknya Wulan harus bersikap hati-hati. Ketika anak Pak Lurah kembali dari kota, kepedihan hidup makin bertambah. Mito bersikap kejam pada keduanya, memaksa Lintang membawa adiknya kabur ke kota. Hidup di kota, semakin berat yang dijalani, hingga Wulan sakit dan hampir tak tertolong. Seorang dokter muda yang baik hati, David, menemukan Wulan di pinggir jalan dalam keadaan sakit payah. David memutuskan menolongnya. Di sinilah, hidup baru Lintang dan Wulan dimulai. Menjadi pembantu di rumah David, demi membalas semua kebaikannya karena menyelamatkan Wulan. Dokter tampan yang baik hati itu membuat Lintang jatuh hati. Sayangnya tidak mudah mendapatkan cinta David. David yang mulai merasa hatinya terpaut pada Lintang harus berhadapan dengan Marisa, yang ternyata adalah sepupu Lintang. Pertemuan dengan Marisa membawa Lintang bertemu lagi dengan ayahnya dan terbongkarlah kisah lama hidup kedua orang tua Lintang. Disusul Listy, mantan tunangan David hadir, ingin kembali pada dokter itu. Listy berusaha menggoyahkan Lintang agar melepaskan David. Lintang harus berjuang memenangkan hati David, dan menguatkan hatinya bahwa dia layak berada di sisi dokter pahlawan hidupnya. Ikuti perjuangan Lintang dan David mengejar mimpi dan cintanya. Bahwa di setiap tragedi ada kebahagiaan menanti.

Lihat lebih banyak
The Hero of My Life Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Satria Tris
bagus bikin penasaran
2022-11-27 23:18:41
1
user avatar
Teha
nyalakan bintangnya
2022-11-17 13:37:33
0
user avatar
Little Casper
awal baca udah miris, tapi enak banget buat diikuti. lanjutkan thor. emang good novel ini.
2022-11-17 12:46:08
1
user avatar
Ayunina Sharlyn
thank you buat teman-teman yang membaca kisah manis dan penuh haru Lintang dan David. sampai tamat ya bacanya. moga dapat sesuatu yang baik dengan membaca cerita ini. terus semangat berkarya, berprestasi, di your best for your goodness
2022-04-23 07:30:06
1
user avatar
Melodearose
Huhu Dokter David bikin dugun-dugun ya mana baik lagi jadi naksir. Cerita yang keren kak. beda dari yang lain. semangat untuk terus ngelanjutin ceritanya kakkk
2022-03-01 20:42:32
3
user avatar
DKris
uhuyyy ... Listy jadian ama Mito, yak? Ya deh, daripada gangguin Lintang mulu'
2021-10-25 01:09:48
1
user avatar
DKris
Wah kalo dokternya ganteng ya aku sama kayak bu Fani. rela balik n balik lagi demi diperiksa pak dokter ...
2021-10-07 09:29:49
1
user avatar
Ervin Warda
aku kalau ke dokter ga pernah dapet yang ganteng keren huhu. ceritanya seru, semangat, kakak
2021-09-26 19:02:21
1
user avatar
BabyElle
Wuiihh baca prolognya kok berasa kyknya ceritanya bakal bikin deg2an yaaa
2021-09-25 10:22:04
1
user avatar
Damara_dini
Kakk.. aku author Damara_dini anak padepokan incess Alya.. baca blurbnya bagus kak.. mau masukin ke rak.. semoga jodoh ya sama novel Kakak.. aku kasih vote Dan Kakak vote balik ya.. moga bantu nyala bintang atau rating ya..
2021-09-16 22:52:42
1
user avatar
Honey Lemon
Semangat kak
2021-09-16 22:42:17
1
user avatar
sara
seru pergulatan cinta ...... up terus kk
2021-09-15 16:10:09
1
user avatar
Ayunina Sharlyn
Hai sweet readers, kalau baca bab ketemu Dokter Thomas, kasih bocoran ya... Dokter Thomas punya kisah juga lo, di novel Antara Arnesya dan Agnesia. Penasaran kisah serunya? Udah ada cetaknya. Boleh tengok IG ayunina.sharlyn biar dapat infonya ya ...
2021-09-12 18:09:37
0
user avatar
DKris
whoahh ... nyesek aku bacanya.
2021-08-17 14:15:31
1
user avatar
Ervin Warda
semangat lintang, jangan larut dalam kesedihan. memang sih, ditinggal orang tua apalagi ibu pasti meninggalkan luka terdalam... semangat nulisnya, kakak.
2021-08-15 20:23:23
1
  • 1
  • 2
139 Bab
Prolog
Manusia adakalanya mengeluh. Mungkin juga menyesali hidupnya. Mengapa aku ada di tempat ini? Mengapa harus aku yang mengalami semua yang tidak kuharapkan? Untuk apa semua itu terjadi? Untuk apa aku ada dan hidup jika semua hanya kepedihan? Perlukah dipertanyakan? Karena seringkali jawabnya hanya ditemukan di tangan Sang Ilahi. 220496 ________________________ Senyum Dokter Ganteng "Terima kasih, Dokter. Saya jadi cepat sehat. Abis dokternya keren gini." Seorang ibu tersenyum lebar setelah selesai diperiksa seorang dokter muda dan tampan. "Besok sudah bisa pulang ya, Bu Fani. Ga usah balik lagi, sehat terus," ujar dokter itu sambil tersenyum manis. Senyumannya menawan dengan mata sedikit lebar dan alis yang tajam. "Kalau dokter yang periksa, sakit tiap minggu juga mau saya," kata Bu Fani. Dia tidak bosan memandang dokter berwajah tegas dengan hidung mancung yang bagus itu. "Ibu bisa saja." Dokter itu tersenyum lagi. "Sampai ketemu lagi, Dokter David." Ibu itu melambai. David Ro
Baca selengkapnya
1. Mas Mito Jahat, Aku Takut
"Lintang! Lintang!" Suara lantang dan keras membuat Lintang melonjak. Seketika dia melepaskan pisau yang ada dalam genggamannya. Untung saja tidak menggores jemarinya saat dia sedang mengupas bawang merah. Lintang memandang Mak Imah. Mereka sedang menyiapkan makan siang di dapur. Pak Lurah dan ibu tidak ada di rumah karena ada urusan di kelurahan. "Sana cepat, nanti dia marah," kata Mak Imah. Wanita tua yang seluruh rambutnya hampir memutih itu menatap Lintang dengan sedikit cemas. Lintang pun memandang Mak Imah sementara jantungnya sudah berdetak begitu cepat. "Lintang!!" Pekikan lantang terdengar lagi dari arah kamar depan. Lintang bergegas meninggalkan dapur, menuju kamar Mito. Dengan hati berdebar Lintang berdiri di depan pintu kamar, tanpa berani memandang pemuda berbadan tegap itu. Pandangan Lintang tertuju ke lantai di bawahnya. Dua bola mata Mito menghujam ke arah Lintang. Gadis itu tidak terlalu tinggi, kulitnya bersih, dan cukup cantik. Rambutnya yang hitam tebal, panja
Baca selengkapnya
2. Aku Ga Kuat Lagi, Kak
Lintang melihat Bimo dari jendela dapur dan bergegas menghampirinya. Bimo adalah satu-satunya teman akrab Lintang di sekolah. Dia baru pindah ke desa ini saat mereka masuk SMA. Bimo pemuda yang ramah dan baik. Dia cukup perhatian pada Lintang dan Wulan. Lintang tidak pernah tahu kalau Bimo sebenarnya menaruh hati padanya. "Bim, ayo ikut aku. Kita cari tempat untuk bicara," ajak Lintang. Bimo heran melihat Lintang seperti ketakutan. Bimo mengikuti Lintang yang berjalan cepat menuju pemakaman. Di sana Lintang menangis di atas makam ibunya. "Lin, ada apa?" tanya Bimo yang bingung dengan sikap Lintang. Dia sedari tadi menunggui gadis itu menangis sampai puas. "Aku ga tahan, Bim. Semua berubah, sejak anak Pak Lurah datang. Dia benci padaku dan Wulan. Dia berbuat semau sendiri pada kami,” tutur Lintang. "Mas Mito? Jadi karena Mas Mito?" Bimo terkejut mendengar cerita Lintang. Lintang tak bisa menutup mulutnya. Akhirnya dia mencurahkan kepedihannya karena perbuatan Mito. Walaupun Lintan
Baca selengkapnya
3. Pergi Ke Kota
Lintang menggeliat. Tangannya menyentuh meja di sebelah tempat tidur dan dia terbangun. Dia melihat jam di meja. Hampir setengah empat pagi. Dia harus cepat bangun, jangan sampai keduluan Mak Imah. Bisa ketahuan nanti. "Lan ... Ulan ... Ayo, bangun." Lintang mengguncang tubuh Wulan. Wulan membuka mata. "Ayo, cepat. Nanti Mak Imah melihat kita," bisik Lintang. Wulan turun dari ranjang memakai sandal dan jaket. Lintang mengangkat ranselnya lalu membuka jendela lebar-lebar. Dia meloncat keluar, kemudian menolong Wulan. Dia mengajak adiknya ke sumur untuk mencuci muka. Selesai itu Lintang mengajak Wulan melangkah meninggalkan rumah. Di depan halaman, masih sempat Lintang memandang rumah itu sebentar, kemudian melangkah lagi. "Ke rumah Bimo dulu. Lalu, kita ikut mobil yang mengantar pedagang ke pasar. Sampai terminal dekat pasar, kita pindah kendaraan lagi," kata Lintang. Mereka cepat-cepat melangkah ke rumah Bimo. Angin dingin terasa menerpa, tapi tak mereka rasakan. Mereka terus saja
Baca selengkapnya
4. Gadis Kecil yang Baik Hati
Dengan masih gemetaran Lintang mengatur napas. “Iya, maaf, Pak. Maaf …” Lintang membungkuk, lalu cepat-cepat dia menyeberang, sedikit menyeret Wulan. Wulan pun tampak panik dan sedikit pucat karena terkejut dengan kejadian tiba-tiba itu. Sampai di pinggir jalan, Lintang masih sempat menoleh pada pemilik mobil itu yang sudah masuk lagi dalam mobilnya. Pria itu, si dokter muda tampan, kembali fokus dengan kemudi. Tapi dia tidak segera pergi. Dia meminggirkan mobil dan memperhatikan dua gadis itu. Seorang kira-kira berusia tujuh belas tahun, satu lagi sepuluh tahun. Masing-masing membawa tas di punggung. Terlihat lusuh. Mereka jelas tergesa-gesa, sampai tidak begitu memperhatikan jalan. "Hm, mau ke mana mereka? Seperti buru-buru," gumam David. Dia terus memperhatikan keduanya. Gadis yang lebih besar menuntun yang kecil. Rasa iba muncul di hatinya. Melihat kedua gadis itu membuat terenyuh saja. "Banyak sekali orang yang hidup sulit, kalau saja aku bisa berbuat sesuatu," bisik hati Davi
Baca selengkapnya
5. Surat dari Lintang
Sudah lewat jam enam pagi. Lintang dan Wulan belum keluar kamar. Mak Imah jadi heran. Biasanya setengah enam paling siang mereka bangun. Mak Imah pergi ke kamar kedua anak itu. Tidak terdengar suara apa-apa dari dalam kamar. Mak Imah memanggil keduanya beberapa kali, tetap tak terdengar apa-apa. Sepi. “Lintang! Wulan!” panggil Mak Imah lagi. Mak Imah membuka pintu kamar. Kamar masih gelap. Tapi bisa terlihat tidak ada siapa-siapa di ranjang. Tempat tidur rapi. Lalu ke mana mereka? Mak Imah membuka pintu lemari pakaian. Masih ada, tapi ... tas mereka tidak ada. Buku-buku ada di meja. Ini masih libur sekolah, tidak mungkin mereka ke sekolah. Mak Imah memastikan lagi lemari pakaian. Coba dia ingat pakaian anak-anak itu. Ya ... berkurang. Beberapa pakaian mereka tidak ada. Mak Imah menoleh lagi ke kasur. Boneka beruang besar Wulan tergeletak di sana. Tapi Mak Imah sudah menangis. Dia tahu dua anak manis itu pergi. Mak Imah lari keluar kamar, menemui majikannya. Pak dan Bu Lurah sedang
Baca selengkapnya
6. Apa Ada Tempat Buat Kami?
Bu Lurah menunggu suaminya di teras, waktu Pak Lurah datang. Wanita setengah baya itu tahu, suaminya tak menemukan kedua putri asuh mereka. Dia pulang sendirian dengan wajah lesu. Pak Lurah duduk di ruang tamu. Dia selonjorkan kakinya. Rasanya pegal berkeliling sepanjang hari mencari Lintang dan Wulan. Dia bahkan meminta beberapa orang untuk membantu mencari mereka. Tidak ada hasil. Bu Lurah makin galau. Hari sudah sore, sebentar lagi gelap. Lintang dan Wulan akan menginap di mana? Mereka tidak punya saudara. "Mito mana?" tanya Pak Lurah. "Dia belum pulang. Entah ke mana saja dia mencari. Kuharap dia berhasil." Bu Lurah menghela nafas. Berat sekali rasanya semua ini. Hari makin gelap waktu Mito datang. Dia juga tak berhasil menemukan Lintang dan Wulan. Wajahnya tampak kusut. Dia kelelahan. "Ndak ada?" tanya Bu Lurah, ikut lesu. Mito menggeleng. Dia pergi ke sekolah Lintang, menanyakan alamat semua temannya. Mito mendatangi setiap rumah teman Lintang satu per satu. Tak ada yang ta
Baca selengkapnya
7. Mata yang Melihat, Hati yang Tersentuh
Jam enam pagi. David meninggalkan rumah sakit setelah berjaga malam. Dia merasa lelah dan mengantuk. Secepatnya dia ingin segera tiba di rumah, mandi dan merebahkan badan. Jalanan mulai ramai. Orang-orang memulai aktivitas pagi. Ada yang pergi ke sekolah, kuliah, ke kantor, mungkin ke pasar, dan macam-macam urusan lainnya. Sekian banyak manusia, semua memenuhi jalanan. Ada saja keperluannya, dan tak ada habisnya. Baru sepuluh menit meninggalkan rumah sakit, saat baru melewati lampulalu lintas, David melihat seorang bapak tua di pinggir jalan. Dia kelihatan gemetar. Pucat pula wajahnya. Apa dia sakit? David berbelok, mendekati bapak itu. Dia menghentikan mobilnya dan menghampiri bapak tua yang sedang duduk di pinggir jalan itu. "Selamat pagi, Pak," sapanya. Lelaki tua itu mengangkat kepalanya. Dia terlihat heran ada seorang anak muda tampan di depannya. "Bapak baik-baik saja?" tanya David. "Aku lupa pulang," jawab bapak itu, tampak matanya berk
Baca selengkapnya
8. Mencari Kerja
Jam enam pagi. Lintang terbangun. Dia menoleh ke arah Wulan yang masih tidur. Lintang duduk. Dia tidak melihat Praja dan Rasti. Ke mana mereka?Saat itu pintu terbuka. Praja masuk, menyapa Lintang sambil tersenyum."Dari mana?" tanya Lintang."Dari mandi di kali," jawab Praja. Dia menyimpan ember kecil peralatan mandinya."Bu Rasti?" Lintang menanyakan Rasti."Di belakang, memasak. Buat sarapan." Praja mengambil sepatu dan memakainya.Dia bersiap akan berjualan. Mumpung liburan sekolah, dia punya waktu bekerja lebih banyak, menyisihkan uang untuk keperluan sekolah nanti. Jika sudah kembali sekolah, waktu bekerja akan terbatas. Rasti masuk membawa masakan yang baru selesai dia masak."Ini sarapan sudah siap." Diletakkannya makanan itu di tengah ruangan."Tapi saya belum mandi, Bu. Wulan malah belum bangun," kata Lintang."Ga apa-apa, mandi nanti saja. Cuci muka situ di belakang. Baru ke kali mandi," sahut Praja.Li
Baca selengkapnya
9. Ada Mas Mito!
Dua minggu sudah Lintang dan Wulan berada di kota. Meski tidak mudah, mereka mulai membiasakan diri. Tidur tanpa kasur, hanya di atas tikar. Makan makanan sangat sederhana. Untuk mandi, Lintang pergi ke kamar mandi umum, meski harus membayar. Daripada di sungai, dia tidak bisa. Kasihan Wulan juga. Hanya mencuci pakaian yang dia lakukan di sungai. Bu Fani, sangat baik pada mereka. Di rumahnya, saat sedang bekerja, mereka diberi makanan yang enak. Lintang dan Wulan bekerja serajin mungkin. Mereka sangat berterima kasih karena sudah diberi pekerjaan. Seminggu mereka dibayar tiga ratus ribu. Buat Lintang itu besar sekali. Yang membuat Lintang dan Wulan betah di rumah Bu Fani, Bu Fani punya anak balita yang lucu. Fenna Namanya. Cantik, berumur empat tahun. Lincah dan suka menyanyi. Sesekali Lintang dan Wulan ikut menjaga Fenna. Sedang suami Bu Fani baru dua kali Lintang dan Wulan melihatnya, karena dia selalu bekerja di siang hari. Di rumah itu juga ada ayah mertu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status