Share

Jejak Darah

Mataku berpendar mengawasi setiap sudut ruang, membiarkan laki-laki itu lebih tenang sebelum kami pulang. Bang Sam tidak boleh gusar karena harus membawa kendaraan.

Lelaki itu masih duduk tercenung sambil sesekali menyesap kopi instan yang mulai dingin. Kedua telapak tangannya merangkum gelas kertas di tangannya.

Kemudian, pandanganku tiba-tiba tertuju pada sesuatu yang ganjil di dinding sebelah kanan. Bercak darah kering tercetak jelas di beberapa titik. Kupandangi Bang Sam yang tepekur menatap lantai, menopangkan dagunya pada lutut yang ditekuk. Darah siapa itu?

Di tempat sesepi ini orang bisa saja gelap mata, leluasa meluapkan amarah karena dicurangi. Tidak akan ada saksi mata apalagi orang yang peduli.

Hatiku kembali bertanya-tanya, teringat malam itu Bang Sam pulang dalam keadaan basah kuyup dan terluka. Darimana dia? Kenapa tangannya terluka dan baju basah dengan noda lumpur? Apakah dia baru saja membunuh seseorang?

“Abang,” panggilku hati-hati. Tetap saja, aku masih harus waspa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status