Share

Katarsis

Aku menggigit bibir, ikut merasakan apa yang Bang Sam rasakan. Bagaimana pekerjaan seorang anak dianggap sebelah mata oleh orang tua. Nama besar dan usaha Abah yang gemilang, membuat dia mudah saja menghakimi putranya.

Aku menyingkir ketika salah satu dari laki-laki itu berdiri dan masuk ke rumah. Abah terlihat menuju kamarnya.

“Amaak!” Gelegar suara Abah memanggil istrinya beberapa saat kemudian. Amanda sampai terbangun karena terkejut.

Amak tergopoh memasuki kamar depan mendengar panggilan sang suami yang tidak biasa.

“Sertifikat rumah ini ke mana?”

“Entah. Mana Amak tahu. Abah taruh di laci biasanya.”

Hebohlah suasana pagi di rumah besar itu. Abah kehilangan sertifikat rumah sementara tidak ada orang yang bersuara atau pun mengaku melihatnya.

Tak lama setelah itu, Bang Sam pamit pergi ke kantornya tanpa banyak cakap, sementara hatiku menerka-nerka.

Apa mungkin, Bang Sam yang mengambilnya. Tetapi untuk apa?

Aku menggeleng. Mengenyahkan pikiran buruk yang melintas tiba-tiba.

**

Abah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status