Share

Flek

Aku mulai bosan, sementara tubuh belum bisa diajak kompromi untuk duduk lama. Seperti ini ternyata rasanya menjadi pasien.

Seperti pahan, Bang Sam lalu pamit mencarikan teh hangat dan camilan. Kemudian datang kembali setelah beberapa saat kemudian.

Dia duduk di sampingku, menyodorkan teh dalam cup lalu dengan sigap merangkul pundakku untuk memberikan rasa nyaman.

Andai saja dia tidak berulah dan membuatku benci, diperlakukan seperti ini oleh suami tentu saja akan terasa menjadi permaisuri sejati.

“Ibu Airin istri Bapak Samsuari!”

Seorang perawat yang berdiri di depan ruang periksa, memanggil dengan map di tangannya.

Akhirnya. Setelah hampir lumutan, namaku dipanggil juga.

Konon kabarnya, di rumah sakit umum seperti ini, untuk mendapat pelayanan cepat, pasien harus mengantri pagi-pagi sekali.

Seorang dokter paruh baya dengan kacamata menyapa ramah. Cara beliau bertanya dengan hangat, membuatku teringat Dokter Ramlan.

Anamnesa (tanya jawab) dilakukan dengan cepat untuk membantu menegak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status