Share

Rencana Menyelidiki

Bang Sam menggeliat sebelum akhirnya membuka mata.

Dalam temaram lampu teras, aku tahu ada ekspresi keterkejutan di wajahnya.

Cekatan tangannya menarik handel pintu dan membukanya.

“Adek, kenapa bangun?”

“Terbangun. Lihat Abang belum pulang, makanya adek keluar rumah.”

Dibimbingnya aku masuk. “Maaf, ya.” Singkat saja kalimatnya. Pun begitu mampu sedikit meredakan bara dalam dada.

“Kenapa nggak masuk?”

“Kasihan harus membangunkan kalian tengah malam.” Begitu alasannya.

Tapi tidak. Jangan harap aku akan berhenti menyelidiki setelah ini, tekadku dalam hati.

Laki-laki itu tetap menggandengku ke kamar dengan mulut terkunci. Sepatah kata maaf itu saja yang diucapkannya. Ya. Sepatah kata itu saja.

“Abang dari mana tadi?” Tak urung, pertanyaan itu meluncur juga melihat reaksi diamnya.

“Maaf. Abang ada urusan mendesak. Adek udah sehat?”

Ah, dia bertanya sekedar mengalihkan pembicaraan.

“Alhamdulillah.”

Laki-laki itu bergegas ke kamar mandi, sementara aku duduk seperti orang gagu di sisi ranj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status