Share

Chapter 6

Kami menunggu lebih lama di ruang osis sampai beberapa orang pun masuk. Karena beberapa siswa yang dipercaya oleh Estelle adalah anggota inti osis itu sendiri.

Ada beberapa keraguan saat rakyat jelata sepertiku ikut rencana mereka, tapi semuanya menjadi reda saat mengetahui jika aku adalah Edward yang memenangkan debat dengan profesor Libert. Meskipun aneh, aku tidak bisa bertanya.

“Kalau begitu, bagaimana pendapatmu?” tanya Ethan Nerve, ketua osis Arcadia setelah menjelaskan rencana mereka.

Aku menjawab, “Saya hanya bisa tercengang. Apakah saya benar-benar dibutuhkan?”

Ethan tertawa, “Sedikit memalukan tapi, ya kami butuh. Kami bahkan tidak bisa percaya pada profesor, dan kami juga perlu selektif saat memilih rekan.”

Sepertinya mereka benar-benar butuh bantuan.

Aku menghela napas, “Baik, kalau begitu saya akan berjuang sekerasnya.”

Kemudian aku berdiri dan mengambil kapur dari atas meja. Beberapa orang sempat bingung saat aku mulai menggambar sesuatu, tapi mereka semua tetap diam. Aku bersyukur mereka bukan tipe bangsawan arogan yang membenci rakyat jelata.

“...Denah Arcadia?”tanya Estelle.

Aku mengangguk, “Benar. Sementara ini kita hanya tahu jika para pengkhianat dan anggota Order akan menyerang Arcadia dalam waktu dekat. Tapi apa tujuannya, siapa yang berperan, kapan terjadinya dan kenapa tidak terlalu kita ketahui bukankah begitu?”

Semuanya mengangguk. 

“Kalau begitu menurut saya, disamping kita menggunakan rencana defensif milik ketua Ethan. Kita juga perlu bertindak ofensif kepada mereka. Yaitu menggunakan jebakan sihir.”

Semuanya tercengang mendengar kalimat terakhirku. Jebakan sihir, sesuai namanya jebakan yang terbuat dari sihir dan biasanya digunakan untuk bertahan. Tapi aku menyarankannya untuk menjadi senjata ofensif kita.

Disamping denah Arcadia aku menuliskan pertanyaan-pertanyaanku tadi. Apa, Siapa, Kapan, dan Kenapa.

“Apa tujuannya? Kemungkinan besar ada 3. Arcadia sebagai sekolah sihir terbesar dan termegah di kerajaan mempunyai perpustakaan utama yang menyimpan banyak sekali buku sihir yang bermacam-macam. Arcadia juga pasti memiliki benda sihir kuat yang diinginkan oleh mereka, dan yang terakhir adalah siswanya.”

Sekretaris osis, Huffman Reverett melanjutkan kalimatku, “Arcadia mengumpulkan bakat-bakat dari pelosok negeri untuk dikembangkan bakatnya, jadi ada kemungkinan siswa juga diincar?”

Aku mengangguk, “Selanjutnya siapa musuh kita? Yang paling terlihat adalah para profesor dan staff-staff penting. Tapi bukan berarti para murid juga tidak ada sangkut pautnya, saya rasa menyelidiki para murid yang dekat dengan profesor dan staff-staff tersebut perlu diselidiki.”

Kalimatku muncul satu demi satu, bersamaan dengan itu aku menuliskan beberapa poin nya diatas papan tulis. Yang menjadi titik baliknya adalah ini.

“Kalau begitu kapan dilaksanakannya? Saya rasa hari pertama semester 2 akan menjadi waktunya.”

“Apa?”

Masing-masing anggota osis mengangkat suaranya. Termasuk juga Estelle yang menunjukkan ekspresi, ‘Apa yang dibicarakan orang ini?’

Aku menenangkan pikiranku dan melihat ke arah ketua osis, “Bagaimana pendapat anda, Ketua Ethan?”

Semuanya berbalik ke arah Ethan, di kumpulan ekspresi terkejut hanya ketua osis yang diam dan menyadari sesuatu.

Dia menyipitkan mata dan tersenyum, “Kau…benar-benar unik.”

“Apa yang dimaksud Edward, ketua Ethan?” Estelle bertanya.

Ethan mengangguk dan mulai berbicara, “Hari pertama semester 2 nanti, selain adanya pertemuan siswa di auditorium, kepala sekolah berencana untuk mengadakan acara pemberian artefak pada beberapa murid yang beruntung.”

Huffman berdiri dan berteriak, “Artefak!? Benda seberharga itu akan diberikan kepada siswa?”

Event penyerangan dimulai saat pemberian Artefak, benda sihir dari era kuno yang bisa memilih pemiliknya. Masing-masing punya kegunaan yang berbeda, entah untuk senjata, perisai, atau hanya sekedar hiasan rumah, masing-masing dari mereka punya nilai mereka sendiri.

Ethan menjawab, “Aku juga terkejut saat kepala sekolah memberitahuku. Katanya ‘Aku muak melihat benda-benda ini berdebu di gudangku, jadi akan kuberikan kepada murid-murid yang beruntung.’ Aku berpikir untuk memukulnya saat melihat wajah santainya itu.”

Ethan menggenggam tangannya dan suara kesal menggema di dalam ruangan osis. 

“Tapi, Edward. Informasi ini kebetulan dikatakan oleh kepala sekolah beberapa saat sebelum liburan musim panas dimulai. Dan saat itu hanya ada aku dan kepala sekolah di ruangannya, darimana kamu tahu?”

Kali ini pandangan tertuju padaku.

Aku mengangkat tangan, “Saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya bertanya pendapat anda, ketua Ethan. Siapa sangka akan ada ada pemberian artefak di hari pertama nanti. Saya pun juga terkejut. Hahaha…”

Ethan membuka matanya, “Haha, sepertinya aku terjebak ya.”

Suara tawaku dan Ethan menggema di ruang osis.

“Ehem, Daripada itu ketua Ethan. Anda bilang jika hanya ada anda dan Kepala Sekolah kan waktu itu?”

Ethan menyadari sesuatu, “Apa itu berarti informasi itu bocor di ruangan kepala sekolah?”

Claudia Rente, bendahara osis berbicara, “Sebentar! Bukankah itu tidak mungkin?”

Aku dan Ethan menggelengkan kepala.

Ethan yang menjawab, “Seharusnya. Tapi jika Order memang niat dalam menyusupkan sihir seperti perekam suara di sana, aku tidak yakin kepala sekolah akan sadar juga. Ini mengkhawatirkan, bukankah ruangan ini juga sudah bocor?”

Panik melanda seisi ruangan dan semuanya melihat ke seluruh sudut ruangan. Claudia buru-buru merapal sihir untuk mendeteksi sihir tersembunyi.

Ethan bertanya, “Bagaimana?”

“Tidak ada apapun…Tapi jika sihirnya mampu melewati deteksi kepala sekolah, aku tidak terlalu percaya.” Claudia memasang wajah pahit.

Saat itu aku bicara, “Saya rasa tidak ada apapun di sini. Baik staff atau profesor mungkin tidak terlalu curiga dengan beberapa murid seperti kita.”

Keraguan masih menyelimuti kami. Tidak ada ruangan yang bisa kami gunakan selain ruangan osis ini, jadi tidak ada usul untuk pergi ke tempat lain. Jadi, Estelle dan Claudia mengaktifkan sihir ruangan kedap suara di sekitar kami.

Aku berbicara, “Saya lanjutkan.”

Aku menggambar rute-rute yang aku ingat dari game, alur Nova pergi dari auditorium menuju taman, kemudian ke ruang kelas, perpustakaan, dan diakhiri dengan asrama. Selain Artefak, Nova juga akan diincar dan hanya aku yang tahu.

“Kalau begitu, kita perlu memasang perangkap di tempat-tempat yang menjadi rute para siswa dan memonitoring pergerakan profesor dan staff selama liburan musim panas ini. Tapi saya rasa perlu investigasi lebih lanjut tentang ini. Apakah ada yang keberatan?”

Claudia mengangkat tangan, “Bagaimana dengan rencana milik Ketua Ethan?”

“Tidak ada perubahan, sihir jebakan hanya untuk mengamankan para murid dan mengejutkan penyerang. Dengan begitu, rencana defensif Ketua Ethan bisa lebih agresif dan lebih mengintimidasi.”

Claudia menganggukkan kepala. Kemudian kami lanjut berdiskusi beberapa hal yang masih ada kejanggalan, dan jika ada informasi yang kurang semuanya berencana untuk melanjutkan diskusinya esok hari. Selain anggota inti, ada beberapa orang lagi yang telah dimintai bantuan, tapi bukan tugasku untuk menyampaikan rencananya.

Aku juga perlu mengonfirmasi ingatanku di beberapa tempat di Arcadia. Jadi setelah ini aku berencana berkeliling Arcadia.

Pertemuan kami berakhir saat langit berwarna kemerahan dan Estelle memanggilku.

“Edward.”

“Ada apa tuan putri?”

Estelle tersenyum, “Aku berterima kasih untuk bantuanmu.”

Aku menggelengkan kepala, “Saya sudah berjanji. Saya juga mengharapkan bantuan tuan putri perihal serangan kepada saya.”

“Aku berjanji. Kalau begitu, pulanglah ke asrama dan beristirahatlah.”

“Baik.”

Aku pun pulang ke asrama.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status