Tidak ada peraturan khusus yang diterapkan dalam duel Nova dan Liben. Selain tidak boleh membunuh satu sama lain, mereka bebas menggunakan sihir apa untuk memenangkan pertandingan mereka. Sampai lawan berkata menyerah atau tidak sadarkan diri, mereka bisa tetap bertarung.Aku berpikiran untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat dengan baik kemampuan protagonis. Tapi jadi tidak fokus saat kepala sekolah datang dan duduk dengan santai di sampingku.“Pertandingan antara murid kelas satu Nova, dan murid kelas 2 Liben akan dimulai.” Suara profesor yang menjadi wasit terdengar.“Hahaha! Tidak kusangka akan terjadi hal menarik saat aku diam mengurus dokumen di ruanganku.” Kepala sekolah sekarang menggunakan persona malas-malasannya dan melihat Nova dan Liben dengan ketertarikan.“Nova yang dipilih oleh kerajaan karena bakatnya dan Liben yang dididik keras oleh keluarganya sampai menjadi jenius saling bertarung. Menurutmu siapa yang menang?” tanya Kepala sekolah kepadaku.Aku tetap diam
Pertandingan antara Nova dan Liben menjadi pembicaraan hangat di seluruh Arcadia. Dilabelkan sebagai pertandingan antara Jenius masa lalu Vs Jenius masa kini. Aku yang mendengarnya tidak bisa menahan untuk tertawa. Bagaimana tidak? Mereka bahkan tidak berbeda sampai 1 tahun tapi sudah dibedakan menjadi masa lalu dan masa kini. Ethan juga berkata jika itu terlalu membual dan segera menekan judul menggelikan itu. Selain hal itu, aku tidak mengalami hal-hal yang menarik untuk dibicarakan. Hari-hari berlanjut denganku yang pulang pergi Arcadia dan asrama serta mencari petunjuk tentang Edward bersama Estelle. Sayangnya, tidak ada petunjuk apapun yang memuaskan. Estelle juga kecewa karena dia tidak menyangka sesulit ini untuk mencari petunjuk untukku. “Akh!” Aku terpental saat Vintage melancarkan serangan kepadaku membuatku terjatuh ke tanah. Vintage melihatku dengan tatapan terkejut, “Belajarmu cepat Edward.” “Apa itu cemooh?” tanyaku sambil melihat langit pagi. Melihat pertandinga
Aku merasakan sebuah pisau menusuk jantungku. Dengan senyuman lebar seolah rencananya berhasil, seniorku membiarkanku jatuh dengan pisau yang masih menancap.“Makasih ya…Sekarang sudah waktunya kamu pergi.” Psikopat, pikirku. Tidak ada gestur menyesal ataupun keraguan tapi pengkhianatan yang sudah terstruktur. Kukira ada apa aku dipanggil ke gang kecil saat pesta perilisan game besar kami diadakan, tapi ternyata ini yang menantiku.“Kenapa…?” tanyaku kecil.“Kenapa? Karena aku tidak mau ada kau lagi di perusahaan ini. Bisa-bisanya hanya karena sekedar ingatanmu yang sedikit bagus itu aku disingkirkan dari desainer utama. Selama pengembangan aku sudah cukup menahan diri lho? Tapi sekarang aku sudah muak, maaf ya~”Tidak ada perasaan maaf di kalimatnya. Melainkan hanyalah nada bercanda dan senyuman jahatnya saat melihatku tergeletak di tanah. Seniorku pun pergi dengan langkah ringan.Sialan…Lagi-lagi karena kemampuan ingatanku aku dikhianati oleh orang yang kupercaya. Mereka pikir aku
“Apakah kamu sudah tenang?” tanya Vintage dan aku mengangguk pelan. Aku yang akhirnya tenang setelah puas tertawa dibawa ke pos ksatria. Untungnya Vintage bukanlah tipe ksatria keras kepala jadi aku bisa dimaafkan dengan mudah. Dia yang awalnya memberikan tatapan bingung dan waspada, sekarang malah di penuhi tatapan cemas dan mengasihani. Aku berbicara, “Maaf, sepertinya saya masih belum sepenuhnya bangun tadi.” Vintage menggelengkan kepalanya, “Tidak, aku yang seharusnya meminta maaf karena tidak memikirkan kondisimu dan langsung menginterogasi.” Vintage melanjutkan, “Untuk detail yang ada di TKP tadi akan diselidiki oleh personil kami. Tapi untuk berjaga-jaga, apakah kamu tidak tahu apa yang terjadi di tempat tadi?” Menggelengkan kepala aku menjawab, “Maaf, tapi ketika aku sadar semuanya sudah menjadi seperti itu.” Gang kecil tempatku ditemukan tadi penuh dengan kerusakan dan sisa pertarungan yang cukup sengit. Aku yang ada di sana, tidak dianggap sebagai pelaku tetapi sebag
Paginya, aku mendatangi pos ksatria karena Vintage masih perlu menginvestigasi kejadian kemarin. “Oh Edward, datangmu pagi sekali. Ini bahkan masih belum jam 6.” Vintage menyapaku saat aku tiba di sana. “Aku selesai lari pagi. Maaf, apakah aku mengganggu?” Vintage menggelengkan kepala, “Tidak, kamu datang di waktu yang tepat. Barusan laporan investigasi telah masuk.” Vintage menunjuk beberapa kertas yang ada di depannya. Karena dia mengajakku untuk melihatnya bersama, aku mendengarkan penjelasan darinya. “Sayang sekali, tapi kami tidak menemukan petunjuk apapun tentang siapa pelakunya. Tapi kami tahu jika terjadi pertarungan yang melibatkan pedang dan sihir secara bersamaan dari bekas di TKP.” Kemudian Vintage menurunkan sudut mulutnya sedikit, “Tapi yang jadi aneh tetap kamu Edward. Dari bekas nya, kamu seharusnya mampu melawan walaupun pada akhirnya kalah. Tapi saat aku membawa data milikmu dari Akademi, maaf tapi kamu bukan siswa yang cemerlang bukan?” Aku mengangguk. Tubuh
Vintage melihatku dengan nada bingung dan menginterogasi, “Siapa kamu sebenarnya?” “Apa?” tanyaku bingung. “Coba katakan padaku, barusan kamu telah melakukan apa?” Vintage menekan bagian diantara matanya dengan nada lelah. Aku memutar mataku mencari kalimat yang pas, “Aku menggambarkan kita peta Bertina?” Brak! Ini kedua kalinya aku melihat meja digebrak dengan sangat mudah. Aku sedikit terkejut saat Vintage melakukan hal yang sama dengan Rose. “Kau tidak hanya menggambarkan kita peta Bertina, bodoh!? Kau menggambar seluruh area di Bertina dalam sekali duduk tanpa melihat referensi dan tidak menghabiskan lebih dari 3 jam. Apalagi detail seperti ini…Bagaimana kau bisa membuatnya?” Vintage mengambil peta yang sudah selesai aku gambar dan memandangnya dengan sangat heran. Bertina adalah nama kota yang kami tinggali sekarang. Ibukota dari kerajaan Bertinia sekaligus tempat Arcadia berada. Kemarin saat aku ke perpustakaan, aku melihat peta Bertina untuk dicocokkan dengan ingatanku d
Estelle menatapku dengan tenang, tapi aku yang ada di depannya berusaha bertarung dengan keringat dingin. “Edward, siswa kelas 1-B. Aku dengar 2 hari lalu kamu di serang, bukan?” “Kenapa anda bisa tahu?” Estelle mendengus kecil, “Kamu pikir aku siapa? Vintage, ksatria yang membantumu adalah ksatria yang kebetulan dekat denganku. Aku mendengar darinya jika salah satu siswa Arcadia diserang tapi anehnya dia tidak terluka sama sekali. Dari situlah aku tertarik.” Aku menelan ludah, “Saya rasa tidak ada perlunya Putri kerajaan peduli dengan rakyat jelata seperti saya.” Estelle menggelengkan kepala, “Apa maksudmu? Justru karena aku putri kerajaan aku perlu tahu keadaan dari rakyat tercintaku, terlepas dari kasta mereka.” Aku terdiam mendengar kalimatnya. Seharusnya kalimatnya benar, tapi jika Estelle yang mengatakannya aku merasa jika dia hanya ingin bermain-main denganku. “Bagaimana jika aku membantumu mencari pelakunya?” Tiba-tiba Estelle memberikan tawaran aneh. Kenapa dia tiba-t
Kami menunggu lebih lama di ruang osis sampai beberapa orang pun masuk. Karena beberapa siswa yang dipercaya oleh Estelle adalah anggota inti osis itu sendiri. Ada beberapa keraguan saat rakyat jelata sepertiku ikut rencana mereka, tapi semuanya menjadi reda saat mengetahui jika aku adalah Edward yang memenangkan debat dengan profesor Libert. Meskipun aneh, aku tidak bisa bertanya. “Kalau begitu, bagaimana pendapatmu?” tanya Ethan Nerve, ketua osis Arcadia setelah menjelaskan rencana mereka. Aku menjawab, “Saya hanya bisa tercengang. Apakah saya benar-benar dibutuhkan?” Ethan tertawa, “Sedikit memalukan tapi, ya kami butuh. Kami bahkan tidak bisa percaya pada profesor, dan kami juga perlu selektif saat memilih rekan.” Sepertinya mereka benar-benar butuh bantuan. Aku menghela napas, “Baik, kalau begitu saya akan berjuang sekerasnya.” Kemudian aku berdiri dan mengambil kapur dari atas meja. Beberapa orang sempat bingung saat aku mulai menggambar sesuatu, tapi mereka semua tetap d