Share

Lebih Baik Kita Bercerai

Sudah dua minggu setelah kehilangan ibunya, Zein telah sembuh dari demam akan tetapi masih kacau. Dia tak pernah lagi datang ke kantor, hanya diam di rumah lalu minum-minuman.

Zahra tiap hari menemui Zein untuk membujuknya kembali, dia selalu datang untuk menenangkan Zein. Akan tetapi, Zein tetap sama–berlarut-larut dalam kesedihan serta keterpurukan.

"Apa sebenarnya yang kau mau, Hah?!" marah Raka, kembali datang menemui Zein karena kesal Zein enggan datang ke perusahaan. "Apa semua orang harus peduli pada penderitaanmu?"

"Pernah kalian dikhianati oleh ibu kandung sendiri?" balas Zein, sinis dan dingin. Lalu dia dengan tenang kembali menghisap rokok. Wajahnya menampilkan ekspresi datar dan maniknya kosong, hanya ada keputusasaan di sana.

"Tidak." Raka menjawab kesal. "Tapi aku paham apa yang kau rasakan, Zein. Kau sedih, kecewa dan marah. Iya bukan?"

Zein hanya diam, tak melirik Raka dan hanya sibuk merokok. Dia duduk di sofa ruang tengah rumah mewahnya, melipat kaki–di mana kak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Lie Miang
lagi dong sehari kok cuma 1 bab
goodnovel comment avatar
nor Ain
haha ya ngeri. tp kok aku gelak2 bc nya.. hihihi
goodnovel comment avatar
Jasmine Alamanda s
thor katanya mau up banyak babnya , kok cuma 1?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status