Pagi ini di Istana Valaam.
Sebelum berangkat ke sebuah acara nantinya, Hanz ngobrol berdua saja dengan Nathan di beranda menghadap halaman istana yang luas.“Nathan, sejauh ini kau telah membuktikan kepada kami bahwa kau berusaha untuk menjadi suami yang baik. Akan tetapi, ayah dan kakakmu tidak bisa diandalkan.”Nathan menunduk sedikit. “Jangan salahkan ayah dan kakakku, Kak Hanz, karena aku lah yang salah. Biarlah aku yang menanggung semuanya.”Melihat keseriusan Nathan, Hanz jadi terenyuh. Sejauh ini Nathan memang tampil baik dan cerdas, entah di istana maupun di kantor Fadeyka Energy.Akhirnya Hanz memberikan keputusan bahwa akan tetap menghargai Thommas, dengan tetap menempatkannnya di salah satu posisi yang cukup strategis di British Oil, karena pengalamannya tentunya.Sementara Jimmy, Hanz mengetahui maksud buruk dari kakaknya Nathan tersebut. Oleh karena itu, Hanz tidak akan pernah sekali pun menggubris apa pun yangPada saat menikmati serangkaian acara sembari menikmati beberapa hidangan yang telah disiapkan, fokus Hanz malah teralihkan ke Alyona padahal niatnya datang ke sini agar bisa bertemu dengan para dosen dan beberapa teman yang dia kenal. Alyona meneguk tehnya lalu berkata, “Tuan Hanz Fadeyka, bagaimana dengan perusahaanmu? Aku harap, Fadeyka Energy bisa collabs bersama Lukgaz.” “Sebagaimana berita yang telah beredar, bahwa Fadeyka Energy saat ini sudah melebarkan sayap hingga ke daratan Britania dan Irlandia,” balas Hanz dengan sangat percaya diri. Mendengar itu, Alyona sangat sesak dadanya. Imajinasi liarnya bermain dengan begitu menakjubkan, dia berkhayal bahwa seandainya dia masih berhubungan bersama Hanz bahkan sampai menempuh kehidupan berumah tangga, pasti jalan hidupnya dan keluarganya akan sangat jauh berbeda. Meskipun berasal dari kalangan orang kaya, kekayaan Keluarga Lukinov tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kekayaan dari
Setelah dilakukan perenungan yang cukup lama, akhirnya Frank memutuskan untuk keluar sendirian, tanpa bantuan siapa pun. Dia hanya menyuruh dua orang anak buahnya itu untuk memberi tahu kepada Hanz bahwa siang ini jam sebelas Frank sudah menunggu di sebuah gudang kosong di pinggiran St. Petersburg. Dalam pesan tersebut, Frank menantang Hanz untuk berduel berdua saja, tanpa diketahui oleh siapa pun. Frank memberikan tantangan tersebut atas dasar kebenciannya terhadap Keluarga Fadeyka, dan juga terhadap Hanz secara khusus yang dengan tega telah merebut Julya tanpa seizin ayahnya. Menerima tantangan tersebut, Hanz menanggapinya dengan sebuah senyuman. Bukankah selama ini dia mencari-cari Frank Solonik untuk membalaskan dendam? Bukankah Frank Solonik, mertuanya sendiri, merupakan pembunuh kedua kakaknya? Bukankah Hanz sudah dari dulu mengincarnya? Sesuai dengan permintaan dari Frank bahwa Hanz tidak boleh memberi tahu siapa pun, maka Hanz menuruti kemauannya tersebut, Hanz pergi seorang
PROLOG :Hanz telah berhasil mengentaskan perlawanan Hacker dan Gangster dari kelompok BlackCarbon, lalu berhasil pula mengalahkan gembong teroris, dan terakhir dia berhasil pula membalaskan dendam keluarganya terhadap pembunuh kedua kakaknya, Frank Solonik, yang merupakan mertuanya sendiri.Selain itu, Hanz sukses dalam mengurus perusahaan keluarga, mengembalikan Oilzprom yang sempat dikuasai pemerintah ke Fadeyka Energy, lalu melebarkan sayap hingga ke daratan Britania dan Irlandia. Sejauh ini, Hanz si Tuan Muda memang layak dikatakan Jenius.Namun, petualangan Hanz tidak cukup sampai di sana. Sekarang, dia punya tantangan baru, yakni dia terbang menuju negeri China, mengurus salah satu perusahaan Fadeyka Energy, yakni Yuan You Energy. Kabarnya, Keluarga Yuan akan mengambil alih perusahaan dengan menjadikan mereka sebagai pemilik saham mayoritas.Untuk mengetahui apa permasalahan sebenarnya yang ada di sana, maka Hanz menyamar menjadi seorang OB. Selain itu, dia ingin tahu bagaimana
Hanz terpana. “Tidak perlu, Nona.” Hanz melihat name tag di bagian dada Mei Yin. “Nona Mei Yin. Nanti tangan mu kotor.”Ketika menyaksikan pemandangan yang amat menjijikkan itu, Li Wei menggerenyotkan bibir, bereaksi seperti mau muntah. “Parah! Kau sekretaris sok baik! Mentang-mentang sekarang ada Tuan Yuan Liu, sekarang kau sok rajin mau membantu tugas OB. Jijik sekali!” damprat wanita itu lalu memutar hitam matanya dengan sangat geram. Matanya yang sipit semakin sipit.Yuan Liu tak bergeming, melangkah panjang, lalu menyepak wadah air pel itu sehingga wadah itu melayang sejauh enam meter, membentur dinding.Bugh!Lantai dan dinding semakin basah.Hanz kaget. Dia pikir, sepakan pertama tadi bisa jadi karena ketidaksengajaan oleh Yuan Liu, tetapi ketika sepakan kedua, itu jelas bukan main-main. Sekilas Hanz memandangi wajah Yuan Liu.Sebelum bekerja, Hanz sudah di-brief oleh Andrey, merupakan pejabat yang di bawah CEO langsung. Di sini, hanya Andrey yang tahu bahwa Hanz melakukan peny
Karyawan kantor yang umumnya orang China mulai sibuk masing-masing dengan pekerjaannya di kantor Yuan You Energy, di Kota Shenzhen, Provinsi Guangdong. Kota Shenzhen merupakan wilayah Special Economic Zones (SEZ) pertama yang kini menjadi kota industri hardware terbesar di China. Secara georgrafis, pusat bisnis dan investasi asing itu berada di selatan, berdekatan dengan Hongkong.Shenzhen sebelumnya merupakan desa kecil di perbatasan kota, namun pada massa Deng Xiaoping, desa nelayan tersebut berubah menjadi kawasan ekonomi khusus. Perkembangan dan pembangunan yang pesat, menjadikan metropolitan itu sebagai satu kota dengan pertumbuhan tercepat di dunia selama empat puluh tahun terakhir.Selain karena identik dengan gedung pencakar langit yang banyak, Shenzhen ditunjang dengan sistem transportasi dengan teknologi yang sangat baik, seperti kereta cepat dan lainnya. Tak kalah penting, karena terdapat destinasi wisata dan kuliner yang banyak, Shenzhen pun termas
Hanz mengatakan kepada Yuan Feng bahwa pria tadi tidaklah gila. “Dia sehat dan normal, Tuan Yuan Feng.”“Dia menunggu anaknya yang telah hilang selama dua puluh lima tahun. Tidak ada orang waras yang mau melakukan itu.” Tidak bermaksud menyalahkan dan merendahkan orang lain, Yuan Feng bicara apa adanya. Perkataan Yuan Feng jelas tidak salah, kalau pria tua tadi memang waras dan sehat, mana mungkin dia melakukan hal demikian.“Tetapi, dia bekerja seperti orang pada umumnya, Tuan,” balas Hanz. “Dia juga nyambung kalau diajak bicara. Aku pikir, dia tidak pantas dikatakan sebagai orang gila. Hanya saja, dia masih belum bisa berdamai dengan kepedihan masa lalunya.”Mendengar jawaban yang sangat manusiawi itu, Yuan Feng lantas menerbitkan senyuman respect. “Ya, aku salut pada mu. Bagaimana pun, aku merasa bangga karena punya karyawan seperti mu. Siapa nama mu?”“Henzo, Tuan.”“Oke, Henzo. Sampai ketemu besok di acara hari jadi perusahaan y
Dii kantor Yuan You Energy, tepatnya di aula yang sangat luas, hampir sama luasnya dengan seperempat lapangan sepak bola, di sanalah sedang berlangsung sebuah pesta untuk memperingati hari jadi Yuan You Energy ke-40.Simon yang menjabat sebagai Presiden Direktur Oilzprom turut hadir dalam acara kali ini, sekaligus mewakili Fadeyka Energy. Dia datang bersama tiga orang petinggi perusahaan lainnya, tampak dia duduk pas di samping Andrey.Berbagai macam hidangan pun tersaji, sebagian besar hidangan khas China tampak di sana, memanjakan lidah para tamu undangan yang hampir selurunya merupakan pegawai Yuan You Energy, baik di kantor maupun di kilang.Yuan Feng dan Yuan Liu tampak gagah dan berwibawa dengan penampilan yang sungguh memukau. Mereka merupakan pembeda, bak Raja dan Pangeran, karena acara pagi hari ini memang milik mereka berdua.“Selamat, Tuan Yuan Feng. Tidak terasa sudah empat puluh tahun Anda mengurus dan memimpin perusahaan besar ini hi
Tidak mau menyia-nyiakan waktu, Li Wei bergegas menuju aula bagian depan, tepat di mana kekasihnya berada. Di sana, dia melaporkan apa yang barusan terjadi tentu sesuai dengan rekaannya belaka.Mendengar itu, Yuan Liu terperanjat, alisnya bertemu. “Apa?! Kurang ajar sekali si babu sialan itu!” umpatnya murka. Yuan Liu meminta izin kepada ayahnya untuk beberapa saat saja dengan alasan mengurus satu karyawan yang sedang buat ulah terhadap kekasihnya.Tidak lama berselang, Yuan Liu dan Li Wei pun tiba di deretan meja paling belakang, tepatnya di sekitar meja bundar tempat di mana Hanz berada.Pada saat ini, Hanz masih belum beranjak. Baru saja dia menghubungi Arthur via chat agar segera menyiapkan satu pakaian baru.Yuan Liu berdiri terpancang pas di depan mata Hanz yang tengah duduk. “Hei kau Babu sialan! Kau sengaja menumpahkan minuman istriku dengan cara menabrak dia secara sengaja?! Apa kau tidak punya mata? Apa kau tidak tahu kalau dia adalah ke