Share

Bab 142 Benih Suka

Fernando yang melihat darah yang mengalir dari jemari Shanaz, langsung menyahutnya. Mata Shanaz membulat, dia melupakan rasa sakitnya. Matanya sibuk mengamati sekitar, takut Lita marah. Atau akan ada seseorang yang akan mengadu kepadanya.

Shanaz melepaskan tangannya dari genggaman Fernando. "Ja–jangan Tuan. Nanti kalau ada yang melihat bisa salah paham," cegahnya terbata.

Fernando lalu menarik tangannya. "Maafkan aku. Aku tak bermaksud–" Fernando sendiri bingung bagaimana harus menjelaskannya, hingga kalimatnya terpotong begitu saja.

Fernando diliputi oleh rasa canggung. Namun tidak dengan Shanaz. Dia sebenarnya mampu mengendalikan diri, akan tetapi dia memanfaatkan kesempatan ini untuk menarik perhatian lelaki itu. Shanaz berpikir akan dengan mudah memperdayai Fernando jika mantan suaminya itu jatuh hati kepadanya.

"Tidak apa-apa Tuan," sahut Shanaz.

"Ambil kotak p3k dan segera obati lukamu," suruh Fernando.

"Baik, Tuan," sahut Shanaz.

"Aku pulang untuk makan siang. Jadi kalau semu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status