Share

Bab 145 Lewat Bantuan Ayah

"Nanti Shanaz akan jelaskan kalau ayah sudah pulang saja ya Bu. Biar tidak 2 kali menjelaskan," jawab Shanaz. Ibunya hanya menjawab dengan anggukan.

Shanaz merasa tak enak hati. Dia kemudian meraih telapak tangannya dan menggenggam jemari tangan ibunya dengan erat. "Ibu tidak keberatan kan?" tanya Shanaz ragu.

Farida tersenyum. Membuat keraguan Shanaz seketika menghilang. "Tidak apa-apa. Kamu benar. Kita tunggu ayah ya." Keduanya lalu bersitatap dan tersenyum bersama.

"Kamu mau minum apa?" tanya Farida.

"Astaga. Kenapa Ibu memperlakukan Shanaz seperti tamu seperti ini?" Shanaz terkekeh. "Shanaz bisa membuat minuman untuk diri Shanaz sendiri," lanjutnya.

"Kalau begitu ayo kita ke dapur dan membuat minuman untuk kita berdua," ajak Farida.

Shanaz mengangguk pertanda setuju. "Ayo Bu," sahutnya. "Kita sekalian buat cemilan juga," lanjutnya.

"Hmm. Ibu juga rindu cemilan buatanmu," ucap Farida. Ia kemudian mereka berdua bangkit dari tempat duduknya dan masuk ke dapur.

Dengan terampil Shanaz
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status