Share

Bab 129. Mimpi Masa Lalu

Di sini sempit, kotor dan banyak sarang laba-labanya. Aku menangis seraya memeluk lutut yang gemetar. Suara Mamak di luar sana yang tertawa dengan teman-temannya sangat membuatku penasaran tapi aku gak boleh terlihat tamu-tamu Mamak. Kata Mamak, cukup Teh Tari saja yang harus dikenal sebagai anak Mamak karena aku ini memalukan. Wajahku jelek dan penuh luka lebam tak pantas diperkenalkan menjadi anak Mamak akan tetapi jika terlalu lama aku juga sesak.

Kapan Mamak akan membuka kamar gudang ini? Aku kedinginan dan ketakutan tapi jika aku berteriak Mamak pasti akan memukulku. Mamak bilang, aku anak nakal dan gak pantas jadi saudaranya Teh Tari.

Perlahan, kudengar suara-suara itu mulai menghilang itu tandanya teman-teman Mamak udah pergi. Namun, Mamak tak kunjung membuka pintu gudang. Aku menunggu sambil memeluk lutut yang terasa gemetar, sejam, dua jam, tiga jam sampai beberapa jam aku terus menunggu sambil menahan tangis. Hingga di luar kamar gudang semakin gelap dan kudengar suara huj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status