Share

Bab 137. Kolor

Aku tahu sulit rasanya meminta keadilan kepada manusia karena Tuhan juga sudah bilang lewat kalamnya kalau hanya Dia-lah yang Maha Adil. Namun, sebagai manusia yang punya sifat kecewa sudah sepantasnya aku mencari makna adil menurutku sendiri. Aku bukanlah orang lemah yang mau terus-menerus dianiaya. Aku juga punya batasnya dan ingin bahagia.

Aku masih ingat dulu sewaktu umurku 19 tahun, suatu saat aku sempat mau kabur dari rumah karena tidak tahan dengan perlakuan Teh Tari dan Mamak. Aku merasa dunia hanya adil bagi sebagian orang, aku tak pantas berada di lingkaran Teh Tari dan Mamak. Namun, ketika aku mulai marah pada keadaan dan bersiap pergi mencari kebahagiaanku sendiri tetiba malamnya aku bermimpi almarhum bapak menemuiku.

Bapak bilang. "Neng, yang sabar ya? Kalau Neng pergi, siapa yang jaga rumah Bapak? Kalau Neng pergi, siapa yang sayang sama desa ini? Kalau Neng pergi, siapa yang jaga Mamak?"

Oh Tuhan! Di dalam mimpi itu, aku merasa bapak seolah benar-benar berbicara pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status