Share

Bab 94. Hembusan Fitnah (Dua)

Aku tersenyum menatap pemandangan indah nan syahdu yang ada di depanku.Dari tadi mataku asyik memengamati aktivitas pagi di desa Ciomas. Kulihat banyak warga yang lalu lalang, dari mulai beberapa warga yang sibuk bercocok tanam sampai anak-anak kecil yang semangat bermain air genangan semuanya tampak bahagia.

Inilah suasana yang sudah lama aku rindukan, tanpa sangka setelah belasan tahun tidak pulang situasi di kampungku tidak jauh berbeda. Hanya sedikit perubahannya, salah satunya yaitu jalanan ke sini saja yang mulai bagus dibanding saat dulu aku merantau ke Bandung dan bekerja pada Bu Zela. Diam-diam aku bersyukur, bisa menyaksikan semua ini lagi dari rumah bibikku yang teras belakangnya menghadap langsung ke area persawahan.

Aku yakin kalau Bu Zela lihat ini pasti akan senang sekali, mertuaku itu sangat suka dengan kesederhanaan.

"Haaah!"

Aku mendesah lelah ketika menyadari kalau belum apa-apa hatiku sudah rindu saja pada keluarga Prawira. Tak kupungkiri meski aku memutuskan men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ayatul Husna Aytul
kamu terlalu polos jingga sampai km gk tau bedakan kejahatan seorang benalu dlm rmh tanggamu
goodnovel comment avatar
my6ers
km pintar Jingga, kok mahu percaya... nggak masuk akal..udah, buat pening sj.... sbg pembaca pun q bole agak ini sandiwara wanita ular itu... mahu jebak seorang lelaki... udah cliche terus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status