Share

5. Ada maunya

Jangan lupa like, komen dan follow ya.. Biar makin semangat up nya... Happy reading dear...

****

Tepat pukul empat sore kudengar suara mobil Mas Bowo datang. Karena memang sebelumnya aku sudah mengrimkan pesan kepadanya untuk tak mengambil lembur sebab mobilnya mau aku gunakan untuk mengirim pesanan.

Tampak kulihat Bu Dini dan Bu Rina yang juga membersihkan diri dan dapurku bersiap-siap untuk pulang. Karena semua pesanan kue sudah kita buat.

"Assalamualaikum..." Terdengar langkah Mas Bowo masuk kedalam rumah

"Waalaikumsalam,, udah pulang mas?" Kusalimi tangan Mas Bowo dengan khidmat.

"Oh ya Mas, mana kunci mobilnya, habis ini mau aku pakai antar pesanan.

"Biar Mas saya yang kirim pesanannya...Sebentar aku mau mandi dulu." Ucapnya

"Tumben amat, abis mimpi apa semalam? Atau habis kesambet??" Tanyaku

"Kamu tuh Da, Da. Ada suami perhatian malah dibilang kesambet." Katanya sambil berlalu meninggalkan ku 

Memang tak biasanya Mas Bowo mau mengantarnya, karena aku sendiri bisa menaiki mobil. Jadi, Mas Bowo selalu membiarkan ku membawa dan mengantarkannya sendiri.

Aku tak pernah marah walau sifat Mas Bowo sangat cuek, dingin dan bukan masuk dalam kriteria suami idaman. Karena memang aku sangat mencintai suamiku itu. Karena dia jugalah aku rela bekerja keras seperti ini. Tapi setelah aku tahu kebusukan keluarganya, mulailah timbul rasa tak ikhlas dalam diriku.

 

"Bu Ida, kita pamit pulang dulu ya bu.." Tiba-tiba suara Bu Rina megngagetkan ku.

"Oh iya sebentar bu, saya ambilkan dulu upah hari ini." Akupun berjalan masuk kedalam kamar, mengambil dompet ku 

"Makasih ya bu, buat bantuannya hari ini. Untuk besok, sepertinya masih bisa aku tangani sendiri. Lain kali kalau lagi ramai, aku akan hubungi Bu Rina dan Bu Dini." Ucapku seraya memberikan uang 100ribuan untuk mereka berdua

"Sama-sama Bu Ida, makasih juga Bu Ida sudah mau mempekerjakan kami. kalau gitu kamit pulang dulu bu. Assalamualaikum."

"Iya bu, Waalaikumsalam." aku oun mengntarkan mereka pulang hingga kedepan rumah

Selepas dua tetangga ku itu pulang, aku kembali kedalam untuk bersiap mengantar kue dan menunggu Mas Bowo selesai mandi.

"Kuenya sudah siap semua kan.." Tanya Mas Bowo

"Oh iy mas, itu yang di kardus. Totalnya ada 12 kardus." Kulihat dengan sigap dia mengangkat kardus-kardus itu dan memasuk kan ke dalam mobil.

Setelah semua selesai, aku dan Mas Bowo masuk kedalam mobil dan siap berangkat. Di dalam mobil, tiba-tiba Mas Bowo bertanya tentang hasil jualan ku. Aku memang sedikit terkejut, tapi tetap ku balas dengan santai

"Jualanmu laris banget Da, kalau gitu keuntungan mu besar dong."

"Ya begitulah Mas.. Kenapa? tumben banget kamu tanya penghasilan ku. Biasanya dari dulu, dari awal jualan kamu tak pernah sedikit pun bertanya." Jawabku penuh telisik

"Umm gak papa, masak suami ingin tahu ga boleh sih." Jawabnya sedikit sewot

"Ya ada lah mas pokoknya." Setelah itu kita berdua tak mengobrol lagi, hingga kita sampai di tempat pelanggan.

"Oh iya dengan Ibu Salsa ya... Ini pesanan kuenya.." Aku bersalaman dengan pelangganku yang sudah menunggu di depan rumah

"Oh iya Bu, makasih ya kuenya sudah diantar. Tolong masuk kan ke dalam saja ya bu, soalnya ruang tamunya mau dipakai acara selamatan." Ucapnya

Segera aku dan Mas Bowo mengeluarkan kardus-kardus kue dan memasukkan kedalam rumah sesuai permintaan. Setelah semua sudah beres, aku pun berpamitan pulang.

"Oh ya bu, ini sisa pembayaran kemarin ya.. Tinggal 700 Ribu dari total 1.680.000."  Ucap Bu Salsa sambil menglurkan uang

"Iya bu, terimakasih buat kepercayaanya karna sudah memesan kue disaya. Semoga tidak mengcewakan."

"Aaah saya yakin tidak mengecewakan kok." Akupun tersenyum mendengar jawabannya

"Kalau gitu kami pamit pulang bu. permisi." 

Akhirnya aku dan Mas Bowo pun berjalan kembali kedalam mobil dan melajukan mobil menuju arah rumah.

Sesampainya dirumah, aku langsung masuk kedalam kamar dan meletak kan uang hasil jualan ke dalam tas yang memang ku khususkan untuk hasil jualan.

"Da, mmmm aku minta uang. Lagi bokek banget nih" Aku kaget saat melihat Mas Bowo masuk kamar dan melihat ku menghitung uang hasil jualan

"Gak ada uang Mas. orang jatah bulanan aja cuman segitu, eeh kamu masih mau-maunya minta lagi. Masih untung aku bisa menambahi kebutuhan kita." 

"Tapi aku beneran gak ada pegangan Da, kamu tuh pelit amat sih. Awas jualanmu gak akan berkah dan laris lagi kalau aku gak ridho." Entah kenapa aku sedikit tersinggung atas ucapannya.. Tapi memang benar apa yang dikatakan Mas Bowo, jualan ku laris juga karena izin dan ridho darinya

"Nih bang..." Kuserah kan tiga lembar uang berwarna merah kepadanya, walaupun sebenarnya ada sedikit ketidakikhlasan ku akibat perbuatanya sendiri yang selalu mencurangi aku

"Hah, cuman 300 Ribu? Mana cukup Da. Penghasilan kamu kan banyak.. Kasih aku 2 Juta dong." Ucapnya enteng

"Apa?? Kamu pikir aku cari uang itu gampang? Susah tau mas. Aku mesti bangun pagi, tidur dini hari demi memenuhi pesanan pelanggan. Dan seenaknya kamu minta uang dari hasil jerih payahku. Sehat kamu Mas??" Ucapku dengan sewot. Entah kenapa Mas Bowo setaun terkahir ini jadi seperti ini. 

Padahal dulu walaupun dia hanya memberiku jatah pas-pas an, dia tidak pernah mengganggu ataupu meminta uang hasil jualan ku, makanya aku bisa menabung segitu banyaknya. Tapi sekarang, hampir tiap bulan dia meminta jatah yang sudah di berikannya untuk ku. Entah akan kemana semua uangnya. Sepertinya aku harus menyelidikinya pelan-pelan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status