Share

Part 22

"Saya tunggu secepatnya. Kalau Bapak tidak segera membayarnya, saya akan datang kembali dan menghancurkan semua yang Bapak miliki!" ancamnya sambil mengayunkan kaki keluar dari ruangan, membanting pintu dengan begitu keras hingga fotoku bersama Devi yang masih menggantung di bilik dinding jatuh dan pecah terbelah.

Aku berusaha bangkit, merapikan kemeja yang sudah berantakan lalu duduk memaku di kursi singgasana yang mendadak terasa begitu tidak nyaman di duduki.

Bagaimana ini. Uang tabungan tinggal sedikit, hutang bertumpuk, sementara sertifikat apartemen sekarang berada di tangan Devi.

Sial banget hidupku. Aku pikir Devi benar-benar tulus mencintai aku seperti yang selama ini dia ucapkan, ternyata semua kata yang keluar dari mulutnya hanya dusta belaka. Dia tidak ubahnya seperti lintah penghisap darah.

Menjambaki rambut sendiri, benar-benar pusing dengan semua problema yang tengah kujalani. Sekarang, kepada siapa aku harus meminta pertolongan jug
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status