Share

Part 34

"Kenapa wajah kamu tiba-tiba pucat seperti itu, Dev. Memangnya ada yang salah? Apa kamu alergi pisang?" tanya Andika sambil terus menatap wajahku.

"E--enggak, Pak. Memangnya Mbak Rianti bikin bolu ini pake pisang apa?" Aku balik bertanya.

"Saya mana tahu, Dev. Tadi dia cuma nyuruh saya bawa bolu ini ke kantor, tapi pas di jalan tiba-tiba inget sama kamu. Nggak tahu rasanya pengen melipir ke sini saja gitu. Makanya saya langsung menghubungi Prima, menanyakan alamat rumah kamu dan menyuruh dia melihatnya di CV yang kamu berikan saat melamar pekerjaan kemarin."

Aku tersenyum senang mendengarnya. Ternyata walaupun dia belum sempat meminum air yang aku suguhkan, tetapi dia sudah terpesona dengan kecantikan yang terpancar dari wajahku. Ini adalah awal yang baik, dan sepertinya sebentar lagi Andika akan jatuh ke dalam pelukan.

"Kalau begitu saya buatkan teh dulu, Pak. Tunggu sebentar ya?" Aku beranjak bangun, akan tetapi Andika mencegah dan malah pamit pulang.

"Next time saja. Saya lagi ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status