Share

36. Telepon dari Rumah Sakit

Galih

"Mas, kenapa pulangnya malam sekali? Langsung kerja ya?" tanya Esti yang menyambut kepulanganku dengan wajah semringah. Aku hanya tersenyum tipis. Jika aku jujur, maka ia akan sedih, tetapi jika aku bohong, maka tidak baik juga.

"Ya, tapi bukan diterima langsung kerja. Aku masih training satu Minggu. Jika lolos maka aku dapat pekerjaan ini, jika tidak, maka ya belum rejeki. Ada banyak pelamar tadi. Masih muda semua. Hanya aku yang kayaknya tua." Esti merangkul lenganku untuk masuk ke dalam rumah.

"Oh, gak papa. Tapi dikasih uang transport selama seminggu kan, Mas?"

"Entahlah, Mas cuma disuruh datang besok dan seterusnya sampai tujuh hari. Semoga saja setelah itu, diterima. Kamu masak apa, Es?" aku tersenyum padanya sambil membuka tudung saji. Ada sayur semangkuk sayur sup dan juga ikan goreng.

"Wah, hari ini makan enak." Aku terpana dengan hidangan di atas meja. Setelah hidup susah beberapa bulan ini, barulah aku merasakan bahwa makanan seperti yang ada di meja saat ini adalah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status