Share

45. Dendam

"Kamu dari mana? Kenapa pulang larut?"

"Oh, i-itu, Mas, bapak ada di sini, di r-rumah temennya. Bapak minta ketemu. Jadinya s-saya ke sana. Gak jauh, Mas. Di Pasar Minggu itu. Ini, Mas bisa telpon bapak kalau Mas gak percaya!" Esti mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dengan tangan gemetar. Namun, Galih tidak akan melihatnya karena lampu ruang tamu masih dalam keadaan padam.

"Sudah, sudah, aku percaya. Lain kali kalau mau pergi, bilang dulu. Apalagi sampai malam gini! Udah sana masuk!" Esti menghela napas. Ia langsung masuk ke kamar untuk mengganti baju. Pakaian yang tadi ia kenakan dan pakaian dalam yang tertinggal, semua ia masukkan ke dalam ember cucian.

Ia ingin sekali mandi karena tubuhnya lengket, tetapi jika ia mandi dan rambutnya basah, maka suaminya akan makin curiga.

"Sini! Aku rindu!" Galih menarik istrinya ke dalam pelukannya.

"Kamu minta wangi baru? Tapi aromanya parfum lelaki."

"Iya ini tadi bapak yang peluk, katanya kangen. Bapak tumben pake parfum, katanya dikasih
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status