Share

TERIMA KASIH

AFGAN

Aku mendekap Azkia yang syok akibat mendengar jeritan ibunya. Anak jelita ini pun membenamkan wajah di dadaku seakan meminta perlindungan. Ia kadang menggerakkan kepala dan mengeluarkan suara agak keras, normal bagi anak yang sedang katakutan.

“Sayang, gak ada apa-apa,” hiburku sambil mengelus rambut dan punggung anak ini. Tanganku sampai ikut terguncang saking kencang gerakan bahu dan bahunya.

Aku juga harus menenangkan Azka. Ia sama kaget meski tak separah Azkia. Anak lelaki yang tengah bergetar ini kuajak duduk di sofa. Dalam posisi begini ia bisa menyandarkan tubuhnya pada sisi tubuhku.

Kurasakan getaran di tubuh Azka. Wajarlah anak seusianya syok mendapati kenyataan yang tak disangka. Bertemu ayah yang amat dirindukan sekaligus dipersalahkan atas ketidakhadiran dalam hidupnya.

Meski Azka masih pra balig, anak seusianya sudah dapat mengingat dan memahami situasi. Di kepalanya telah terkumpul memori kejadian yang menyenangkan ataupun menyakitkan.

Aku mengelus punggung a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status