Share

127. Kegelisahan Hati Naura

Lima belas tahun berlalu. Waktu berlalu begitu cepat. Kini aku menyaksikan putriku-Naura memakai jas berwarna putih.

Suatu kebanggan bagi kami para orangtuanya. Cita-cita yang didambakan sejak dulu kini sudah menjadi nyata.

"Dokter Naura!" sapaku lembut.

Dia tersipu malu. "Ah, Bunda bisa aja."

Naura telah menyelesaikan pendidikan profesi dokternya dan kini bekerja di salah satu instansi di Jakarta.

Naura dikenal sebagai salah satu dokter yang berdedikasi tinggi.

"Papa mana, Bun?" tanyanya sambil celingukan.

"Papa manti nyusul bareng Ayah dan Mama Nay."

Naura memeluk tubuhku dengan sayang. Sejak dulu Naura seperti ini. Tak pernah berubah.

"Bunda, Naura mau tanya sesuatu."

Aku menoleh ke arahnya. "Iya, Sayang?"

"Sebenarnya ada yang ingin melamar Naura," ucapnya.

Aku merasa bahagia. Senyum di wajahku tergambar begitu jelas.

Dia gadis kecilku yang kini berusia dua p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status