Share

128. Suara Hati Sang Pelakor

"Pov Nayla.

"Naura, mama ingin bicara," ucapku saat Naura tengah duduk di taman bunga milik Ainun.

Naura tak menyahut. Hal itu membuat hatiku sedikit menciut.

Dia sejak dulu sudah membenciku. Di awal pertemuan kami aku telah menciptakan rasa benci untukku hingga dia pendam sampai kini.

Bukan salah Naura jika dia membenciku begitu sangat. Ini memang salahku yang hadir menjadi penghancur istana yang susah payah mereka bangung.

Hanya demi sebuah ambisi yang tak masuk akal, aku sudah menghancurkan hati banyak orang. Termasuk Naura.

"Mama minta maaf sama kamu, Sayang," ucapku tulus. Namun, lagi dan lagi Naura tak menggubrisku.

Aku paham akan itu semua. Jika aku berada di posisinya. Aku akan melakukan hal yang sama.

"Mama sudah menghancurkan kebahagiaan kalian."

"Sudahlah, Ma. Naura malas buat bahas masa lalu," ucapnya dingin.

"Meskipun begitu, mama masih merasa bersalah."

"Telat."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status