Share

WANITA MURAHAN

"Kamu bisa menyebutkan berapa harga yang kamu mau jika kamu berhasil melakukan misi ini."

Mela terdiam. Setelah pengalamannya selama tiga tahun, Mela yakin dirinya mampu.

Tanpa pikir panjang lagi, karena iming-iming uang yang cukup besar, akhirnya Mela mau menjalankan misi dari pria tua yang tadi membawanya, dimana pria tua tersebut, bernama pak Johan, dan dia adalah tangan kanan dari pria yang harus Mela goda, dimana pria itu impoten.

Dan ini misi yang cukup sulit untuk Mela, tapi ia merasa tertantang dengan misi tersebut.

"Temui Pak Nick Carson, di kamar nomor 135," ucap Pak Johan memberi tahu Mela, dimana ia harus menemui pria yang harus ia goda agar tidak lagi impoten. "Tenang saja, kamu tinggal pergi ke meja reservasi dan sebut namaku, nanti kamu akan mendapat kunci cadangan untuk kamar yang baru aku sebut," kata Pak Johan yang sudah menghentikan laju mobilnya tepat di depan sebuah lobi hotel bintang enam yang begitu megah. "Buat senjatanya bisa berdiri,"

"Baik, Pak," hanya itu ucapan yang keluar dari mulut Mela, kemudian turun dari dalam mobil, bersiap untuk menjalankan misi, dan Mela yakin, misinya akan berhasil seratus persen, mengingat lagi, tidak ada satu pun pria yang tidak tertarik padanya.

Kemudian Mela segera memasuki lobi hotel tersebut, dan tujuannya adalah ke meja reservasi mengikuti apa yang Pak Johan perintahkan padanya.

Dan benar saja, Mela dengan mudah mendapat kunci cadangan untuk kamar nomor 135, setelah menyebut nama pak Johan, dimana pria yang bernama Nick Carson berada disana.

Tidak butuh waktu lama akhirnya Mela tiba di depan kamar hotel nomor 135, membuatnya langsung masuk ke dalam kamar hotel tersebut.

Namun, setelah ia masuk ke dalam kamar hotel tersebut, Mela tidak mendapati siapa pun di dalam kamar tersebut, hanya ada satu buah laptop yang menyala.

Dan Mela yakin, pemilik laptop yang masih menyala pasti sedang berada di dalam kamar mandi.

"Semoga pria itu, tampan dan juga wangi," kata Mela yang tidak di beri tahu oleh pak Johan, seperti apa pria impoten yang harus ia goda.

Mela langsung melotot, ketika melihat pria tampan yang memiliki garis wajah tegas, tak lupa tubuhnya sangat proposional dengan otot-otot yang terbentuk sempurna, yang menurut Mela sangatlah sempurna, baru saja keluar dari kamar mandi tidak jauh dari tempatnya berada, dan Mela tidak yakin, pria yang sedang ditatapnya adalah pria impoten.

Nick Carson, di usianya yang masih muda, yaitu dua puluh tujuh tahun, ia sudah di percaya menjadi CEO perusahaan keluarga yang bergerak di bidang properti. Tapi usia tidaklah penting, yang terpenting ia bisa mengantarkan perusahaannya menjadi salah satu perusahaan yang patut di perhitungan.

Namun, dari ketampanan dan juga karir yang cemerlang di usia yang cukup muda, hanya sang mami dan juga pak Johan yang tahu, jika ia mengalami impoten, dan ia mengalami impoten bukan dari lahir, melainkan setelah mengalami kecelakaan beberapa tahun lalu.

Nick tidak terlalu terkejut jika di dalam kamar hotel tempatnya menginap malam ini, setelah tadi bertemu klien barunya, dan ia memutuskan untuk menginap di hotel tersebut, tiba-tiba ada wanita asing.

Karena bukan kali ini, tiba-tiba ada wanita di dalam kamarnya, tapi sudah puluhan kali hingga lebih. Dan Nick tahu, siapa dalang dari kehadiran wanita di dalam kamarnya, siapa lagi jika bukan pak Johan, yang menjadi tangan kanannya.

"Pulanglah!" perintah Nick pada Mela yang masih mengagumi ketampanan dari pria yang baru saja memerintah dirinya untuk pulang. "Apa kamu tuli?!" tanya Nick sambil berjalan melewati Mela.

Membuat Mela langsung kembali ke dalam dunianya setelah mengagumi fisik Nick.

"Maaf Pak, tugasku belum selesai, jadi aku tidak akan pulang," tolak Mela yang kini berjalan menghampiri Nick.

"Berapa jumlah uang yang pak Johan janjikan padamu? Aku akan memberinya sekarang juga,"

Namun, bukannya menjawab pertanyaan dari Nick, yang ada Mela mendekatinya, dan seperti biasa ketika ia akan melayani pria hidung belang di kamar hotel, Mela akan bertingkah agresif untuk memancing gairah pria itu, begitu pun yang Mela lakukan sekarang pada Nick, dimana ia yang berdiri di depan Nick langsung menggerayangi tubuhnya.

Dan itu hanya membuat Nick menyunggingkan senyum sinis dari sebelah sudut bibirnya. "Kenapa banyak sekali wanita murahan, dimana harga dirimu sebagai wanita?"

Mendengar pertanyaan dari Nick, Mela segera menghentikan aksinya, lalu menatap pada Nick sambil menunjukkan senyum manis yang ia punya.

"Apalah sebuah harga diri, jika uang bisa membeli harga diri, bukan begitu Pak?" tanya Mela balik untuk menanggapi pertanyaan dari Nick.

"Berhentilah terobsesi pada uang, karena tidak semua membutuhkan uang,"

"Oh ya, tapi dengan uang kita bisa semuanya," sambung Mela, dan kini mulai melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuhnya, dengan tujuan awalnya, yaitu menggoda Nick.

Untuk malam ini dan untuk pertama kalinya, Mela benar-benar tidak bisa berbuat apa pun lagi, dan malam ini Mela baru mengerti seperti apa rasanya malu, ketika sedang bersama pria yang akan ia layani.

Bagaimana tidak malu, saat ia sudah melucuti semua pakaian yang melekat di tubuhnya, dan juga sudah merayu Nick, seperti ia merayu pria hidung belang yang akan menghabiskan malam dengannya.

Nick sama sekali tidak tertarik padanya, dan hanya menatapnya dengan tatapan sinis.

Membuat Mela langsung menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos, karena untuk malam ini ada seorang pria yang tidak tertarik dengan tubuhnya yang mulus tanpa ada setitik noda.

"Lebih baik kamu pulang saja, apa kamu ingin tetap disini dan mempermalukan diri kamu sendiri?"

Tapi Mela tidak menjawab pertanyaan dari Nick yang masih berdiri di depan ranjang, setelah tadi Mela menarik tubuhnya untuk menuju ranjang, yang langsung mendapat penolakan dari Nick.

"Kenapa masih diam disitu?" tanya Nick, karena Mela tetap berada ditempatnya, dimana ia sedang duduk di pinggiran ranjang. "Oh sebentar dulu," kini Nick berjalan menuju meja dimana ia menaruh tas miliknya untuk mengambil cek dan juga pulpen

Setelah mengambil cek dan juga pulpen, Nick kembali lagi mendekati Mela, lalu menyodorkan cek dan juga pulpen padanya. "Tulis berapa yang kamu inginkan, setelah itu, katakan pada pak Johan tugas kamu sudah selesai, kemudian silakan tinggalkan kamar ini, mudah bukan?"

Mela tidak ingin menanggapi apa yang Nick katakan, dan ia langsung mengambil cek dan juga pulpen dari tangan Nick.

"Aku tahu wanita seperti kamu, lebih memilih hidup tanpa cinta, kasih sayang atau pun yang lainnya, hanya uang, uang dan uang yang kalian pikirkan," kata Nick dengan tatapan tidak lepas dari wajah Mela, entah mengapa ia seperti mengenalnya, tapi dimana Nick tidak tahu.

Mendengar apa yang Nick katakan, entah mengapa membuat Mela sedikit emosi, dan sekarang ia melempar cek dan juga pulpen yang berada di tangannya.

Tentu saja hal itu mengejutkan Nick, dan kini menautkan dahinya.

"Jangan bicara cinta dan juga kasih sayang, apa kamu merasakan itu? Tidak bukan? Kamu pria impoten mana mungkin bisa merasakan cinta dan kasih sayang, apa bedanya kamu dan aku hah?! Dasar pria impoten, untuk apa hidup jika tidak ada gunanya, apa kamu mau berganti kelamin? Itu sih lebih cocok untuk kamu, dari pada jadi pria tapi tidak berguna, iya kan?"

Nick merasa kesal dengan apa yang Mela katakan, karena untuk pertama kalinya ada seorang wanita yang berbicara kurang ajar padanya.

Melihat wajah Nick berubah menjadi kesal, membuat Mela langsung menyunggingkan senyum sinis.

"Kenapa diam saja? Benar bukan yang aku katakan? Dan lebih baik, besok kamu menggunakan rok,"

"Kurang ajar!" seru Nick yang merasa Mela sudah kurang ajar, dan sekarang ia mendorong tubuh Mela, hingga tubuhnya terlentang di atas ranjang.

Namun, bukan membuat Mela gentar dengan apa yang Nick lakukan padanya, yang ada ia mengukir senyum. "Jangan marah, itu kenyataannya, dasar pria tidak berguna!" seru Mela penuh penekanan, berharap Nick akan terpancing dengan ucapannya, dan bisa membuatnya menjadi pria sejati.

"Tutup mulutmu!"

"Oke, aku akan menutup mulutku, setelah mendapat bukti darimu, jika kamu benar-benar pria seutuhnya, jika tidak ada bukti, untuk apa aku harus menutup mulutku, dasar PRIA IMPOTEN TIDAK BERGUNA!" kata Mela penuh penekanan.

Perkataan Mela benar-benar membuat harga diri Nick jatuh ke dasar curang, dan tanpa pikir panjang lagi, ia langsung naik ke atas ranjang dan menindih tubuh Mela.

Bukan hanya menindih tubuhnya, tapi Nick langsung mendaratkan bibirnya di bibir Mela dan menciumnya.

Tentu saja hal itu membuat Mela bahagia, karena akhirnya ia bisa memancing pria impoten.

Kemudian Mela balik mencium bibir Nick, ketika ia menyadari ciuman Nick begitu payah. Bukan hanya menciumnya, tapi Mela juga menggerayangi tubuh Nick berharap bisa memancing hasrat di dalam tubuhnya.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yull Cie UyhullCllu Chayankdyafolevel
dgan cara lembut gak bisa menaikan hasrat jd mlakukan dgan cara kasar ya Mel......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status