Share

BAB 41. Sindiran untuk Mas Danu.

“Aamiin ...” sahut Mas Danu.

“Kamu rupanya sudah misah, Ta?” tanya Mbak Nur, kakakku nomor dua.

“Alhamdulillah sudah, Mbak. Belajar ceker sendiri ini,” jawabku.

“Kok, Mbak Nur tahu sih, kalau Ita sudah misah?” tanya Mbak Susi penasaran.

“Tahulah, Sus. Lihat saja itu background rumah Ita geribik sama papan kalau dia masih di rumah mertuanya kan, bagus temboknya warna hijau,” jawab Mbak Nur sambil tergelak disambut Mbak Susi dan Mbak Ning yang juga ikut tertawa.

Entah mengapa aku tersentil dengan ucapan Mbak Nur. Kulihat senyum ibu juga langsung pudar.

“Eh, iya, Ibu masak apa?” tanya Mbak Ning.

“Ibu enggak masak, Nak, tadi dapat punjungan dua rantang,” jawab ibu sambil membenarkan posisi duduknya.

“Banyak amat, Bu. Lempar sini satu,” pinta Mbak Nur.

“Mau untuk apa, Mbak? Ujung-ujungnya juga enggak kamu makan mubazir aja, mending kasih ke Ita aja dia pasti hari ini masak daun singkong,” timpal Mbak Susi.

“He, iya sudah macam kambing saja, ya? Subur nanti kamu Ta,” timpal Mbak Susi. Kem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status