Share

Bab. 23

"Besok malem aku mulai kerja di Kafe, lumayan buat nutup kekurangan kayak susu Bila sama sembako."

Sembari membubuhkan cream malam di depan kaca meja rias, Desi mengutarakan tentang keinginannya untuk mulai bekerja besok.

"Nanti Bila suruh aja Mama yang jaga, kebetulan dia nggak ASI, jadi nggak akan repot. Tiap gajian nanti aku kasih buat keperluan Mama. Bilangin, nggak usah singgung-singgung lagi tentang Si Tika, aku nggak suka."

Bu Nur memang tipe orang yang blak-blakkan dalam mengutarakan pendapatnya. Sejak ucapan Desi tempo hari, wanita paruh baya itu memang hampir tiap detik membahasnya. Membuat Desi mulai risi, karena dibanding-bandingkan dengan mantan istri Miftah itu.

"Emangnya cuma dia yang bisa cari duit? Emangnya cuma dia yang bisa mandiri? Istri itu harusnya nggak perlu dituntut buat cari nafkah, tugasnya itu cuma ngurus rumah tangga. Bukan ngurus rumah tangga, sama perabot-perabotan yang dibawa." Perabotan di sini Desi artikan sebagai keluar Miftah.

Beberapa saat kemudian
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status