Share

Bab. 28

Bu Nur baru saja kembali dari Padalarang saat melihat kondisi rumah tak ubahnya kapal pecah. Ditinggal tiga hari teras penuh debu dan kotoran ayam, cucian baju dan piring menggunung. Wajan dan teplon bekas pakai masih teronggok di atas kompor, bahkan ada yang sudah terjungkal bekas menyeduh mie instan.

"Astagfirullah, Des. Kamu ngapain aja sampe rumah mirip kandang kambing begini?" Buru-buru Bu Nur meletakkan bawaannya di atas meja makan, dan membereskan beberapa barang yang tercecer.

"Susah, Ma. Bila rewel terus. Belum malemnya aku kerja, Mama pikir aja sendiri mana sempat ngurusin rumah." Suara Desi terdengar angkuh dari arah kamar. Perempuan berambut panjang itu keluar sembari menggendong Bila.

"Ya ampun. kamu ini bener-bener nggak bisa diandelin, ya. Beda banget sama--"

"Si Tika," potong Desi dengan kesal.

"Kalau emang dia segalanya bisa diandelin, kenapa malah A Miftah tinggalin? Terus kenapa aku juga Mama restuin?"

Bu Nur terbungkam, tak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status