Share

Bab. 30

Bu Nur hanya bisa geleng-geleng sembari menoleh pada Miftah yang hanya bisa meringis kecil. Mengucap maaf tanpa suara, karena kelakuan kasar dan tanpa adab istrinya.

"Liat? Gimana bisa kita tinggal seatap kalau kelakuan istrimu masih nggak beradab?" cibir Bu Nur, dengan suara dalam, seolah menekan emosi yang tertahan.

"Maaf, Ma. Miftah juga nggak tahu harus gimana lagi bilangin Desi, dia keras kepala."

Bu Nur mengembuskan napas gusar. Sejenak dia menggaruk rambut yang tak gatal.

"Dini." Ada jeda sejenak, seolah Bu Nur ragu untuk melanjutkan. "Dia minta motornya balik, Mif! Soalnya setelah kalian pindah dia mau tinggal di sini lagi. Biar gampang pulang-pergi nggak perlu naik angkot katanya." Sembari mencuci beras di bak cuci piring, Bu Nur kembali melanjutkan.

"Terus Miftah kerja pake apa, Ma?" lirih kalimat itu terlontar.

Bu Nur berdecak, selesai mencuci berat dan memasukkannya ke dalam wadah, dia langsung menekan tombol 'cook' pada alat penanak nasi.

"Nanti agak siang mama mau ke ban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status