Share

Bab. 29

"Ahmad tebak, Bu Nur pasti muak, terus usir Si Miftah sama istri belagunya." Di tengah perjalanan tiba-tiba Ahmad nyeletuk.

"Jangan suudzon," sahut Tika masih dengan sikap tenangnya.

"Nggak suudzon. Emang udah keliatan, Teh. Mereka nyesel banget pasti melepas berlian, buat butiran debu. Cantik doang, hobinya ngangkang."

"Hus, gaboleh gitu. Udah biarin aja." Tika mencubit pelan perut Ahmad.

"Emang bener, kok. Bukannya Si Desi Hamidun? Dah jelas berarti, tuh cewek nggak bener. Bisa-bisanya dipertahanin. Ahmad nggak sabar nunggu Si Miftah bener-bener hancur ku pamolah sorangan (dengan kelakuannya sendiri)"

"Ya, Teteh juga nunggu saat itu, Mad," gumam Tika sembari menyandarkan kepala di punggung Ahmad, dan memeluk erat pinggang pemuda dua puluh empat tahun itu.

***

Suara gerbang yang dibuka, diikuti motor yang memasuki halaman terdengar saat Bu Nur asik menonton TV. Baru saja dia hendak membuka pintu, gerakan dari luar lebih cepat mendahului. Kebetulan pintu memang belum dikunci.

Terlihat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status