Share

Bab. 24

"Ceu, kemarin saya liat mantan menantu Eceu. Bawa mobil bagus. Makin cantik, glowing, terus berisi."

Bu Nur berusaha tak mendengar ocehan tetangganya saat mereka tengah merujak di teras rumah.

"Paling juga dapet kredit," sahut Bu Nur sekenanya.

"Maenya atuh? (Masa, sih?) Bukannya si Tika, teh punya kontrakan. PNS lagi. Nggak mungkin kredit, sih."

"Jangan liat cuma dari satu sisi atuh, Ceu. Emang dia punya duit sebanyak apa sampe bisa beli mobil cash?" balas Bu Nur, sembari mencoel potongan buah muda pada sambal rujak.

"Ya, siapa tahu. Denger-denger rumahnya yang di Maleber mau dijual, terus mau pindah ke perumahan di Bumi Asri."

Bu Nur tertegun, setelah beberapa lama acuh tak acuh, akhirnya Bu Nur mulai tertarik dengan pembahasan ini.

"Begitu, ya?"

"Iya. Ada yang pernah liat dia keluar dari Resto Panghegar sama laki-laki, bukan sekali. Lebih dari tiga kali malah!"

Bu Nur tak menanggapi, tapi otaknya mulai berasumsi.

"Sebenernya saya nggak mau suudzon, gimana kalau tanpa sepengetahuan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status