Share

Bab 61

"Saya Dodi, dan ini Ridin, kami dulu teman setongkrongan Helmi. Jadi, Helminya ada?"

Aku dan Mas Lian saling tatap, begitupun Ibu yang menatapku penuh arti. Aku sendiri belum pernah melihat mereka berdua.

"Kami mau menagih hutang pada Helmi."

Alisku bertaut. Hutang? Hutang mana lagi yang dimaksud?

"Kalau boleh tahu, berapa jumlahnya?"

"Sekitar seratus tiga puluh juta."

Jantungku seakan berhenti berdetak kala mendengar nominalnya. Seratus tiga puluh juta, katanya?

"Yang betul, Pak?" tanya Mas Lian.

"Ini, kami punya bukti dan juga kesaksian dari teman-teman tongkrongan kami. Mulanya Helmi hanya meminjam lima puluh juta, alasannya untuk merenovasi rumah, lalu meminjam lagi dengan nominal yang sedikit demi sedikit, mulai dari sepuluh juta, delapan juta, hingga akhirnya berjumlah semuanya tiga puluh juta."

Kuterima selembar kertas yang berisi rincian hutang Mas Helmi. Benar, ini adalah tanda tangan kakakku itu. Kuelus dada, baru saja ia bertobat, kenapa masalah seperti ini datang l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status