Share

Bab 31 : Akad Nikah

Setelah sekitar setengah jam perjalanan kami pun sampai di halaman Kantor Urusan Agama di desaku, Desa Binar. Selama perjalanan degup jantungku berdebar tak menentu.

Aku kembali menepuk-nepuk tisyu ke beberapa bagian wajah, sebab keringat yang sentiasa muncul. Mobil kami diparkir di bawah sebatang pohon.

Bang Hanan lalu keluar, kemudian pria itu membukakan pintu mobil untukku.

Dengan perlahan aku menjejakkan kaki. Ya Allah ... kakiku rasanya lemas. Hampir saja aku jatuh, jika tidak segera memegang badan mobil tadi. Bang Hanan sampai kaget karena aku terhuyung. Padahal sepatu ini tidak begitu tinggi, tapi mau bagaimana? Lutut ini tiba-tiba saja seakan tidak terasa.

"Kamu tidak apa-apa, Nay?" tanya Bang Hanan tampak khawatir.

"I–iya, Bang. Aku nggak pa-pa," jawabku.

Bang Hanan dan supir mobil tadi mengiringku menuju sebuah ruangan. Di sana tidak begitu ramai. Aku tidak mengenal siapa saja yang berada di sana.

Ketika sampai di muka pintu, aku menghentikan langkah sejenak, memindai ruan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status