Share

Bandot Tua Ke Desa

Untunglah Mas Bambang selalu sigap. Dia langsung terbangun ketika aku merasakan mulas luar biasa pada kandungan.

“Kenapa, Lan?” tanyanya begitu ia terbangun. Aku meringis kesakitan. Memegang perut sambil menggeliat.

“Mules, Mas ....” jawabku memegang bahunya erat. Mas Bambang tampak khawatir.

Mas Bambang menyibak selimut. Aku dan dia terkejut melihat darah membasahi tempat tidur. Rasa cemas sangat jelas tergambar dari raut wajah lelaki yang telah memenuhi relung hati ini.

“Maaass ....” pekikku menahan rasa sakit tak tertahankan. Tanpa berucap, Mas Bambang segera menyambar kunci mobil di atas nakas, membopong tubuhku.

Dengan susah payah Mas Bambang membuka pintu mobil. Kemudian berusaha mendudukkan aku dengan nyaman. Setengah berlari dia kembali ke dalam rumah. Entah apa yang dilakukannya. Namun tidak berselang lama, tubuh atletis itu sudah terlihat sedang mengunci pintu rumah.

Sepanjang jalan Mas Bambang selalu menguatkan. “Tahan ya, Sayang. Sebentar lagi sampai di rumah sakit. Kam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status