Share

Sebuah Pesan

“Ambu ... Neng minta maaf. Neng janji gak akan bilang gitu lagi," ucapku menyesal diiringi isak tangis. Ambu enggan menatapku. Tangan kanannya masih memegang botol susu yang disedot oleh Alan. Sungguh hati ini sangat teriris melihat sikap Ambu yang berubah dingin.

“Ambu ....” sekali lagi aku memanggilnya. Kali ini Ambu menoleh. Terlihat kedua matanya mulai berembun. Menatapku lekat.

“Iya, Ambu maafin. Tetapi, Neng gak boleh bilang gitu lagi. Gimana pun Alan ini anak yang gak tau apa-apa. Harusnya Neng sebagai Ibu doakan dan bicara baik-baik buat Alan. Bukan sebaliknya, Neng ....” Nasihat Ambu sangat lembut dan lirih. Aku menganggukkan kepala seraya menyeka air mata yang membasahi kedua pipi. Ambu adalah wanita penyabar dan penyayang. Selama ini sangat menyayangi anak-anaknya. Jarang sekali Ambu memarahi kami.

Aku memang ibu yang tidak berguna. Kutatap wajah mungil Alan. Meski masih saja menyimpan kekesalan pada Sutiyoso, tapi jauh dari lubuk hati sebenarnya amat menyayangi Alan.

“Neng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status