Share

Pendekatan

Sepanjang perjalanan, suasana hening. Tidak ada pembicaraan apapun. Wulan masih menutup hidung, sesekali terlihat mual. Aku bingung sebenarnya ada apa dengannya? Apa iya dia mabuk perjalanan? Rasanya tidak mungkin.

"Ehm," Aku berdehem memecah keheningan. Perempuan di sebelahku tetap bergeming.

"Lan, butiknya di daerah mana?" tanyaku, Wulan menoleh. Dia membenarkan letak duduk.

"Gak jadi. Besok aja."

"Langsung ke rumah kamu aja nih?"

Wulan mengangguk. Kini pandangannya beralih keluar jendela.

***

Empat puluh menit kemudian tiba di kediaman gadis berambut sebahu itu.

Setelah mematikan mesin mobil, Wulan segera keluar. Dia nampak buru-buru.

“Terima kasih.” Hanya ucapan itu yang keluar dari bibir mungilnya.

Aku benar-benar tak mengerti. Sebelumnya Wulan begitu agresif, akan tetapi setelah berpelukan tadi, dia seperti menghindar.

Jangan-jangan si Wulan takut khilaf? Khilaf ingin melakukan lebih? Misalnya, khilaf mencium bibirku yang seksi?

Aha, tentu saja. Secara aku ini memiliki wajah y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status